GOWAPOS - Disiplin adalah salah satu keterampilan hidup yang penting untuk diajarkan kepada anak sejak dini. Dengan disiplin, anak dapat belajar untuk mengatur diri, menghormati orang lain, dan bertanggung jawab atas tindakannya.
Namun, mendidik anak dengan disiplin tidak berarti harus keras, marah, atau menghukum anak secara fisik. Ada cara yang lebih baik dan positif untuk membentuk kedisiplinan anak tanpa merusak harga diri dan kepercayaan dirinya.
Apa itu Disiplin Positif?
Disiplin positif adalah metode mendidik anak dengan tegas dan penuh kasih sayang tanpa menggunakan kekerasan dan hukuman. Metode ini dikembangkan oleh dr. Jane Nelsen, seorang konselor pernikahan, keluarga, dan anak berlisensi.
Disiplin positif berfokus pada dorongan dan pemecahan masalah, bukan pada pengendalian dan permisif. Disiplin positif juga mengajarkan anak keterampilan sosial dan kehidupan yang berharga untuk karakter yang baik.
Menurut dr. Jane Nelsen, ada lima prinsip dari disiplin positif, yaitu:
- Tegas dan penuh kasih sayang pada saat bersamaan
- Membantu anak menumbuhkan rasa memiliki dan signifikansi
- Efektif untuk jangka panjang
- Mengajarkan keterampilan sosial dan kehidupan yang berharga untuk karakter yang baik
- Mengajak anak menemukan seberapa mampu mereka untuk menggunakan kekuatan pribadi dengan cara yang konstruktif
Manfaat Disiplin Positif
Menerapkan disiplin positif pada anak memiliki banyak manfaat, di antaranya adalah:
- Menumbuhkan kepercayaan diri anak
- Mendukung kemandirian si kecil
- Menumbuhkan rasa tanggung jawab pada anak
Cara Menerapkan Disiplin Positif pada Anak
Berikut adalah beberapa tips dan cara untuk menerapkan disiplin positif pada anak:
1. Beri aturan dengan konsekuensinya
Jelaskan tentang harapan keluarga terhadap anak dan konsekuensi jika mereka tidak memenuhinya. Misalnya, "Kamu harus bangun pagi dan bersiap-siap untuk sekolah. Jika kamu terlambat, kamu akan ketinggalan pelajaran dan tidak bisa bermain dengan teman-temanmu."
2. Beri Tanggung Jawab dan Penghargaan
Berikan tanggung jawab dan penghargaan secara seimbang kepada anak. Misalnya, "Kamu harus merapikan mainanmu setelah selesai bermain. Jika kamu berhasil melakukannya, kamu akan mendapatkan pujian dan sticker dari Mama."
3. Beri Contoh Sikap Sabar, Peduli dan Hormat
Terus ajari anak dan memberikan contoh kepada mereka tentang kesabaran, kepedulian, dan sikap hormat pada orang lain. Misalnya, "Kamu harus sabar menunggu giliranmu untuk berbicara. Jangan memotong pembicaraan orang lain. Kamu harus peduli dengan perasaan orang lain. Jangan menyakiti atau mengganggu mereka. Kamu harus hormat pada guru dan orang tua. Jangan melawan atau membantah mereka."
4. Beritahu Letak Kesalahannya
Sampaikan spesifik kesalahannya, bukan pada pribadi anak. Ketika anak melakukan kesalahan, jangan menghubungkan kesalahan tersebut dengan kepribadiannya. Beri tahu anak di mana letak kesalahannya. Selain itu, hindari memberikan label pada anak saat ia berbuat salah. Misalnya, "Mainan kamu itu berantakan, loh." Bukan "Kamu itu anak yang ceroboh."
5. Beri solusi atau alternatif yang lebih baik atas kesalahannya
Berikan solusi atau alternatif yang lebih baik kepada anak ketika ia melakukan kesalahan. Jangan hanya menyalahkan atau menghukum anak tanpa memberikan arahan yang jelas. Bantu anak untuk memperbaiki kesalahannya dan belajar dari pengalamannya. Misalnya, "Kamu tidak boleh memukul adikmu karena itu menyakitinya. Kamu harus minta maaf dan berjanji tidak mengulanginya lagi. Jika kamu marah, kamu bisa mengatakan perasaanmu dengan kata-kata atau mengambil napas dalam-dalam."
Demikianlah artikel tentang bagaimana cara mendidik anak dengan disiplin yang baik. Semoga bermanfaat untuk para orang tua yang ingin membentuk karakter anak yang baik dan bertanggung jawab.***