Pemerintah Pertahankan Subsidi Energi di Tengah Krisis Global, Menteri ESDM: Jumlah Alokasi Masih Besar

31 Januari 2023, 14:33 WIB
 Menteri ESDM Arifin Tasrif, mengumumkan harga terbaru BBM/tangkapan layar/YouTube/ Sekretariat Presiden /

GOWAPOS - Pemerintah melalui Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan subsidi energi tetap dipertahankan.

Langkah serius dan penuh perhitungan matang dilakukan pemerintah terkait rencana mempertahankan subsidi energi di tengah krisis global.

Masalah krisis di berbagai sektor, khususnya ekonomi tahun 2023 telah menimbulkan rasa khawatir di tengah masyarakat.

Maka dari itu, pemerintah memastikan untuk mempertahankan subsidi energi agar daya beli masyarakat dan daya saing industri dapat terjaga demi pemulihan ekonomi.

Baca Juga: Witan Sulaeman Resmi Gabung Persija Jakarta, Rekrutan Terakhir Macan Kemayoran Arungi Putaran Kedua Liga 1

Menteri ESDM Arifin Tasrif menyatakan pada tahun 2022 telah terealisasi subsidi energi hingga 157,6 triliun Rupiah atau lebih rendah dari target yang sebelumnya diteapkan yaitu 211,1 triliun Rupiah.

Ia juga menunjukkan angka penurunan harga minyak mentah pada kuartal tiga 2022.

Realisasi subsidi BBM dan LPG hanya mencapai 97,8 triliun Rupiah, atau lebih rendah dari target awa 149,4 triliun Rupiah.

"Pada 2022, bisa dilihat bahwa realisasi subsidi lebih rendah daripada target yang ditetapkan. Penurunan terlihat di BBM dan LPG, meskipun tidak separah seperti yang diperkirakan sebelumnya," kata Menteri Arifin Tasrif, dikutip dari laman Antara.

Baca Juga: Sinopsis Film THE LIQUIDATOR Tayang di GTV, Detektif Ungkap Kasus Pembunuhan Lewat Streaming

Jumlah alokasi subsidi tahun 2023

Untuk sektor subsidi listrik, pada tahun 2022 telah terealisasi sebesar 59,8 triliun Rupiah dari target sebesar 61,7 triliun Rupiah.

Menurut Menteri Arifin Tasrif, subsidi listrik dapat terjaga setelah adanya kewajiban pasok domestik batu bara dan ditetapkannya harga untuk kelistrikan.

"Program Domestic Market Obligation (DMO) serta harga gas untuk sektor kelistrikan mencapai enam dolar USD. Faktor yang paling mempengaruhi adalah harga gas internasional dan faktor nilai tukar Dolar dengan Rupiah," tuturnya.

Lanjutnya, jumlah alokasi subsidi masih sangat besar apalagi kondisi geopolitik Eropa sebagai dampak konflik Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung.

Maka dari itu tahun 2023 ini solusi untuk mempertahankan subsidi energi dinilai sudah tepat.

"Pada tahun 2023 kita perkirakan jumlah alokasi subsidi masih cukup besar. Kita tahu bersama konflik dunia belum juga selesai dan ini mengakibatkan penurunan suplai. Salah satu suplai terbesar juga terhambat, yaitu Rusia," kata Menteri Arifin Tasrif.***

Editor: Andi Novriansyah Saputra

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler