Cerita Tragis Santriwati Jombang Dicabuli Mas Bechi, Berkali-kali dan Pertama Kali sejak Usia 15 Tahun

8 Juli 2022, 15:11 WIB
Ilustrasi pencabulan. /Pxhere

GOWAPOS -- Cerita Tragis dari salah seorang santriwati yang menjadi korban pencabulan oleh Mas Bechi atau Moch Subchi Azal Tsani (MSAT) yang mengungkapkan kelakuan anak kiai di Pondok Pesantren Shiddiqiyyah, Ploso, Jombang.

Menurut pengakuan dari santriwati tersebut, korban sudah dipaksa menjalin hubungan sejak 2012 lalu.

Korban yang merupakan warga Jawa Tengah ini bercerita, sebelum aksi pencabulan, hubungan keduanya telah berlangsung selama lima tahun.

Kemudian pada 2012, yakni ketika usia korban baru 15 tahun, ia dicabuli oleh Mas Bechi untuk yang pertama kalinya.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 8 Juli 2022, Sal Akan Memimpin Perusahaan Menggantikan Aldebaran Disuru Mama Rosa

Kala itu, korban berniat untuk kabur dari Ponpes yang dimiliki oleh ayah Mas Bechi tersebut.

Namun, upaya itu selalu diketahui oleh Mas Bechi. Bahkan pelaku sempat melakukan kekerasan dengan korban apabila nekat untuk kabur dari pondok tersebut.

”Tadinya saya itu sudah dibuka paksa, semuanya disuruh buka. Aku bilang enggak mau, dia bilang sudah-sudah, tahu itu saya sampai nangis awalnya. Terus habis itu saya minta putus, enggak bisa sudah lama-lama ya sudah saya mau enggak mau di situ terus akhirnya,” kata korban dikutip dari media sosial Twitter.

Setiap kali korban melakukan penolakan saat ingin diajak untuk berhubungan intim, korban justru mendapatkan ancaman. Bahkan orang tua korban juga turut diancam apabila korban tidak menuruti kemauan Mas Bechi.

”Dia suka bawa-bawa keluarga terus katanya seolah-olah kayak dia itu punya ilmu. Sampai tangan dua menggenggam dan bilang ‘Jenenge wong tuamu iku tak cekel iki iso tak apa ya’, saya lupa kata-katanya, intinya itu kayak kalau dia meremas itu hancur gitu,” ujarnya.

Bukan cuman itu, korban juga sempat dipaksa untuk tidur bersama Mas Bechi di salah satu hotel. Namun, korban beberapa kali melakukan penolakan, ujung-ujungnya penganiayaan yang didapatkan.

”Dia bilang ‘Koen yo, ayo pengen tak anu maneh tak ajar maneh,’ gitu. Ya sudah saya mau nggak mau ya sudah saya gitu main bertiga. Di situ sudah mulai nangis, saya nangis,” ungkapnya.

Setelah kejadian tersebut, korban pun berusaha untuk mencari perlindungan kepada santri di Ponpes Shiddiqiyyah. Namun, upayanya juga diketahui oleh Mas bechi. Kemudian korban justru dijemput paksa oleh orang suruhan Mas Bechi.

Baca Juga: Sinopsis Gangaa Kamis 8 Juli, Sagar Memberikan Gelang dan Pacar ke Ganga Namun Nenek Marah

Selanjutnya, korban dimasukkan ke dalam sebuah tempat yang disebut Puri. Di tempat itu, Mas Bechi kembali melakukan kekerasan terhadap korban. Bahkan korban diancam untuk didorong dari jendela hingga dua kali.

”Saya dua kali hampir jatuh dari jendela itu. Terus habis itu saya disuruh buka baju,” ungkapnya.

Saat itu, korban bersikeras untuk menolak untuk membuka baju. Namun, pelaku justru menyetubuhi korban secara paksa.

Usai kejadian tersebut, karena mendapatkan bantuan dari seorang teman, korban kemudian bisa lari dari Pondok Shiddiqiyyah. Ia pun berharap Mas Bechi diadili dan di hukum secara maksimal.

”Saya tidak terima dengan perbuatan asusila yang sudah diperbuat mas Bechi kepada saya dan teman-teman saya, dan saya ingin mas Bechi dihukum seberat-beratnya sesuai dengan hukuman negara Indonesia,” pinta dia.***

Editor: Sutriani Nasiruddin

Tags

Terkini

Terpopuler