Veer menjawab bahwa dia adalah tanggung jawabnya dan itu bukan berita utama.
Veer berkata dia harus datang dengan Ruhaan karena dirinya telah mengundang Ruhaan, untuk pemilihan kartu juga sebab dia harus meliput acara tersebut. Mishti setuju. Ruhaan berpikir Mishti setuju semua ucapan Veer dengan mudahnya.
Selama perjalanan, Mishti memberi catatan kepada Ruhaan bahwa dia telah menulis seluruh jadwalnya di sini, dia terlalu suka memata-matai kehidupannya dan menyampaikan kabar itu kepada Veer.
Ruhaan membuang catatan itu, lalu memainkan musik "Aey Dil Ijazat". Mishti mematikan musik.
Ruhaan menghentikan jip di luar apartemen. Dia mendapat telepon dari Veer dan mengatakan mereka baru saja sampai. Mishti keluar dari jip. Baik Ruhaan dan Mishti saling pandang.
Mishti melangkahi sebuah batu dan jatuh menimpa Ruhaan. Kancing kemeja Ruhaan terbuka karena cengkeraman Mishti. Mereka berdiri tegak.
Mishti memperhatikan goresan kukunya di atas dada telanjangnya. Ruhaan masuk ke dalam tanpa sepatah kata pun. Mishti membersihkan manik-manik keringat dari dahinya.
Di koridor, Ruhaan memikirkan Mishti. Dia bertanya-tanya apa yang salah dengannya, mengapa detailnya terukir di benaknya, dirinya tidak bisa memikirkan hal lain ketika Mishti ada.
Ruhaan pikir itu salah, Mishti milik orang lain dan dirinya tidak boleh memikirkannya seperti ini, Mishti tidak pernah bisa menjadi miliknya.