Sinopsis Film NGERI-NGERI SEDAP Tayang di Bioskop: Kisah Keluarga Batak yang Merindukan Anaknya Kembali

- 20 Juni 2022, 00:01 WIB
Poster Film NGERI NGERI SEDAP yang ditayangkan di Bioskop Indonesia.
Poster Film NGERI NGERI SEDAP yang ditayangkan di Bioskop Indonesia. /tangkapan layar IMDb/

GOWAPOS - Film NGERI-NGERI SEDAP merupakan drama komedi Indonesia tahun 2022 yang disutradarai dan ditulis oleh Bene Dion Rajagukguk.

Film berlatar Suku Batak ini dibintangi oleh Arswendy Beningswara Nasution, Tika Panggabean, Boris Bokir Manullang, Gita Bhebhita Butar-Butar, Lolox, dan Indra Jegel. Film ini ditayangkan di bioskop Indonesia pada 2 Juni 2022 lalu.

Kini film sudah ditonton lebih dari 2 juta penonton, dan menjadi tontonan favorit keluarga. Penasaran, silahkan ke bioskop menyaksikan langsung.

Para pemain pendukung diantaranya Arswendy Bening Swara (Pak Domu), Tika Panggabean (Marlina/Mak Domu), Boris Bokir (Domu), Ghita Bhebita (Sarma), Lolox (Gabe), dan Indra Jegel (Sahat).

Film ini resmi dirilis 2 Juni 2022 yang diproduksi oleh Imajinari, Kathanika Entertainment. Ngeri Ngeri Sedap mengambil lokasi syuting di Danau Toba, Sumatera Utara dengan durasi 1 jam 54 menit.

STORYLINE NGERI-NGERI SEDAP (2022)
Pak Domu dan Mak Domu merupakan orang tua dari empat orang anak: Sarma E. Purba, Domu, Gabe, dan Sahat Purba. Sarma tinggal bersama orangtuanya, sementara yang lain tinggal di kota-kota luar dengan karirnya tersendiri.

Karena rindu dan menjelang sebuah pesta syukuran khas Batak, kedua orangtua ingin anak-anaknya pulang, namun terhalang dilema.

Domu ingin menikahi seorang wanita Sunda namun dilarang Pak Domu karena menganggap orang lain tidak bisa mengerti adat Batak.

Gabe adalah seorang pelawak meski dikuliahkan Pak Domu ke jurusan hukum, Sahat tinggal di Yogyakarta dengan seseorang bernama Pomu usai kuliah dan tidak ingin kembali.

Pak Domu dan Mak Domu pun memutuskan untuk berpura-pura ingin bercerai, merekapun langsung pulang namun hanya akan tinggal sementara.

Setelah diskusi saat makan malam tidak menuai perdamaian, anak-anak mengajak orangtuanya menaiki Bukit Holbung dan curhat tanpa dilihati satu sama lain.

Pak Domu meminta agar ia dibela sebab ialah yang menafkahi keluarga, dan Mak Domu mengatakan bahwa suaminya membuatnya lelah.

Ibu Pak Domu mengatakan pada cucu-cucunya bahwa ia sudah tahu segalanya, dan menyuruh mereka tinggal sampai acara syukuran selesai.

Sehari setelah acara tersebut selesai, Mak Domu harus istirahat sebab demam. Pak Domu memarahi Domu, Gabe, dan Sahat karena tidak ingin mengikuti kemauannya.

Anak-anak sepakat bahwa jika masih tidak ada ujung, mereka akan pulang ke tempatnya masing-masing. Pak Domu lalu memulai sebuah argumen yang membuat semuanya, termasuk Mak Domu, marah atas ideologi patrilineal-nya.

Mak Domu pun membocorkan rahasia bahwa skenario perceraian itu palsu, dan bahwa Sarma telah mengetahui ini. Sarma mengatakan ia merasa tertekan harus selalu mengikuti perintah orangtua.

Mak Domu mengatakan ia benar-benar ingin cerai. Ia pun pergi ke rumah ibunya, sementara anak-anak pulang, kecuali Sahat karena perintah neneknya.

Pak Domu curhat pada ibunya bahwa ia cuma mengikuti cara ayahnya, ibunya mengatakan bahwa tiap keluarga berbeda dan cara memimpin tiap keluarga harus berbeda.

Pak Domu lalu menemui anak-anaknya dan belajar berbagai hal: istri Domu ternyata bisa belajar adat Batak, kolega-kolega Gabe adalah orang-orang yang pengertian, dan Pomu mengatakan bahwa Sahat orang yang terhormat di desa.

Pak Domu pun membawa semuanya pulang, mengingat perintah Mak Domu. Mereka sekeluarga pun berjamu bersama.

Ngeri Ngeri Sedap berakhir dengan kutipan berbahasa Batak "Sititi ma sigompa, bolang-golang pangarahutna. On ma na boi tarpatupa, sai bodang ma pinasuna", yang berarti "Inilah yang bisa kami sajikan, semoga menjadi berkat."***

Editor: Subair Pare

Sumber: Wikipedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah