Mereka sampai ke gerbang UA, tapi penolakan massal dilakukan oleh para pengungsi. Masyarakat ingin Deku segera meninggalkan sekolah dengan alasan bahwa ia adalah satu-satunya incaran All for One.
Deku sempat pasrah dan ingin pergi, tapi Ochako Uraraka mencegahnya dan berniat untuk memberikan pengertian kepada para pengungsi. Uraraka menunjukkan keteguhannya bahwa pahlawan tidak akan mundur dan akan tetap melindungi penduduk kota.
Baca Juga: Reformasi Gagasan Wahdatul Wujud Lewat Filsafat Mulla Shadra, Titik Temu atau Berseberangan?
Sementara eraser head bapak guru Aizawa begitu khawatir akan rintangan yang dihadapi oleh murid-murid kesayangannya di kelas 1-A.***