Network
Di hari Sabtu dan Minggu, mereka diajar untuk memasak sendiri di dapur. Hal itu tentu membuat mereka sangat muak.
Saat waktunya pertemuan dengan Mister Amin, mereka kembali mengeluh dan menuntun untuk dipulangkan. Seorang guru perempuan yang senantiasa mengawasi anak-anak melepaskan amarahnya saat mereka memotong perkataan Mister Amin. Dia begitu tegas terhadap para murid.
Mister Amin bertanya tentang arti rumah ke para murid. Beberapa murid menjawab pertanyaan itu, tapi belum memberi kepuasan ke Mister Amin. Alhasil, mereka diberi tugas mencari arti rumah. Kemudian, Mister Amin menjelaskan peraturan Home School.
Para murid dilarang melanggar semua aturan, utamanya nomor 5 yang mengharuskan para murid berada di lingkungan asrama. Tidak ada yang boleh kabur dan berjalan di area terlarang seperti hutan, karena mereka akan tersesat dan terluka parah.
Peringatan itu tidak mempan bagi sebagian murid. Mereka nekat membuka kunci pagar dan kabur dari asrama. Meskipun Mister Amin melihat aksi anak-anak lewat CCTV, namun dia tidak menghalanginya.
7 murid berlarian menuju hutan. Sedangkan di dalam asrama, 3 murid yang terdiri dari Nai, Maki, dan Tibet berjalan-jalan melihat lingkungan luar asrama. Mereka saling menceritakan alasannya bisa berakhir di asrama ini.
Para murid yang berada di hutan mulai merasa lelah dan terpecah belah. Ada yang ingin kembali ke asrama dan ada pula yang tetap bersikeras melanjutkan jalannya untuk pulang meski tidak tahu arah.
Adapun murid-murid yang ada di sekolah tiba-tiba diminta untuk mencari para murid yang kabur. Mister menjelaskan kalau itu menjadi tanggung jawab mereka dan harus mencarinya. Saat mereka menolak, mereka kembali diancam dapat hukuman karena melanggar peraturan, jadi mau tidak mau mereka mencari teman-temannya di dalam hutan.
Hari sudah mau gelap, namun 6 murid belum menemukan teman-temannya. Maki kemudian membagi tim pencari jadi 2 tim. Satu tim terdiri dari Pheng, Biw, dan Nai. Tim lainnya terdiri dari Maki, Tibet, dan Pennhung. ***
