Menhan Amerika Serikat Melawat ke Negara-Negara Timur Tingah, Minta Perlindungan dari Ancaman Iran

- 9 Maret 2023, 10:30 WIB
Ilustrasi militer Amerika Serikat
Ilustrasi militer Amerika Serikat /Pixabay.com/DZackCulver/

Memperkuat hubungan kemitraan juga bagian dari tujuan yang perlu dicapai oleh pemerintah Irak. Maka tidak heran jika Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani menyambut baik hal itu. Khususnya menyangkut kebebasan dari belenggu intervensi pro-Iran.

Baca Juga: Patahkan Rekor PSM MAKASSAR, 3 Pemain PERSIKABO 1973 Siap Bobol Gawang Tim Juku Eja

Sejak kejatuhan diktator Saddam Hussein di tahun 2003, Irak langsung diambil alih mayoritas kaum Syiah lewat pembagian kekuasaan dengan berbagai kelompok agama. Tapi Irak sebenarnya punya cara pintas untuk menyingkirkan situasi tersebut yaitu memanfaatkan kedekatan alami dengan Amerika Serikat.

Negara Paman Sam sudah lama menjadi musuh bebuyutan Iran. Kedua negara diketahui sempat menyuplai senjata dan intelijen untuk melancarkan serangan balik kepada kelompok ISIS.

Irak juga pernah mengumumkan berakhirnya operasi militer kerjasama dengan Amerika Serikat di akhir tahun 2021. Namun 2.500 personel militer Amerika Serikat memilih bertahan untuk tetap memberikan jasa konsultasi atau pelatihan.

Jaminan perlindungan

 

Langkah utama kehadiran Llyod Austin ke Irak untuk memastikan keadaan pasukan koalisi dari ancaman aktor negara atau non-negara. Terutama fokusnya demi terhindar dari serangan faksi pro-iran.

Kekhawatiran serupa disampaikan Menhan Amerika Serikat itu kepada Raja Abdullah II di Yordania. Ia mengatakan bahwa kekhawatiran akan tantangan bersama dalam menjaga keamanan dan stabilitas mulai diganggu.

"Kekhawatiran atas beragam tantangan bersama, perlu merawat fokus terhadap keamanan dan stabilitas di Irak. Turut memerangi aktivitas yang mengancam stabilitas di kawasan itu," tutur Menteri Llyod Austin.***

Halaman:

Editor: Andi Novriansyah Saputra

Sumber: Deutsche Welle


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x