CEO Mall Sampah Ungkap Bahaya dari Efek Perubahan Iklim Ekstrem, Dapat Timbulkan Bencana Alam Lebih Parah

25 Mei 2023, 09:06 WIB
CEO Mall Sampah, Adi Saifullah /Dokumen pribadi/Andi Novriansyah Saputra/

GOWAPOS - CEO Mall Sampah Adi Saifullah menjelaskan tentang bahaya dari efek perubahan iklim ekstrem yang telah dirasakan di Indonesia dan sejumlah negara dunia.

Sebagai organisasi yang fokus pada lingkungan khususnya pengelolaan sampah, Mall Sampah mendedikasikan tugas mulianya sebagai upaya mencegah bahaya dari efek perubahan iklim saat ini, seperti yang diutarakan oleh CEO Mall Sampah Adi Saifullah, pada acara Diskusi dan Lauching Bersama Indonesia Chapter Makassar, 24 Mei 2023 sore.

Dampak perubahan iklim

Menurutnya, perubahan iklim telah mengganggu aktivitas manusia terutama bagi para petani yang tidak lagi memperoleh hasil panen padi, sayur-sayuran dan buah-buahan dengan hasil terbaik seperti tahun-tahun sebelumnya.

Baca Juga: Bersama Indonesia Chapter Makassar Resmi Deklarasi, Co-Founder: Upaya Gotong Royong Adalah Jati Diri Bangsa

"Jadi seluruh aktivitas kita ini bisa berjalan seperti biasanya karena iklimnya normal atau belum sampai pada taraf yang dapat mematikan. Kalau kita sampai di sana (perubahan iklim ekstrem), kapan panas akan sangat panas, kapan musim hujan, kapan musim kemarau, kapan musim dingin. Jadi ini mempengaruhi seluruh sektor masyarakat, baik itu sektor pertanian, sektor laut, atau kesehatan," kata Adi Saifullah, di Warunk Ropang Perintis, Kota Makassar.

Adi juga menjelaskan dampak buruk perubahan iklim bagi kesehatan telah terlihat saat badai gelombang panas beberapa hari lalu yang berakibat banyak orang jatuh sakit. Bahkan sakit yang diderita butuh waktu relatif lama untuk bisa kembali pulih.

Lebih lanjut, ia mendapatkan prediksi pada tahun 2050 bisa jadi memunculkan bencana alam lebih parah apabila laju pemanasan global terus berkembang karena asap kendaraan, tumpukan sampah hingga kotornya lingkungan.

"Kalau laju pemanasan global hari ini, itu tidak turun maka pada tahun 2050 lapisan ozon kita tidak bisa lagi menampung emisi karbon yang diakibatkan oleh asap kendaraan, dari listrik, dari apapun yang kita hasilkan, itu tidak bisa ditolerir lagi oleh sistem di lapisan ozon kita untuk menetralisirnya dari apapun. Sehingga tahun 2050 itu akan terjadi bencana, kalau laju emisi karbon ini tidak turun," tutur Adi Saifullah.

Baca Juga: Presiden Jokowi Soroti Ancaman Perubahan Iklim: Frekuensi Bencana di Dunia Naik Drastis

Energi tanpa sampah

CEO Mall Sampah, Adi Saifullah (sebelah kiri sedang berdiri)

Maka dari itu setiap negara telah menaruh target agar tidak lagi menghasilkan emisi karbon. Indonesia menargetkannya pada tahun 2050, sementara negara-negara maju menargetkannya pada tahun 2030.

Sebagai CEO Mall Sampah, ia berharap upaya-upaya nyata dari negara bisa segera terlaksana mulai sekarang menuju penerapan negara tanpa emisi karbon tersebut. Salah satu yang cukup diapresiasi yaitu transformasi energi kotor atau dari limbah menuju energi tanpa sampah.

Transisi itu juga sedang diupayakan Mall Sampah untuk menangkap sampah dari sumbernya lalu dirubah menjadi produk yang lebih bermanfaat lewat daur ulang.

"Dalam proses konsep ekonomi tanpa sampah tidak ada yang namanya membuang setelah habis pemakaian. Jadi diambil bahan produknya dari alam, dibuatkan menjadi sebuah konsep, jika habis masa pemakaian, maka bahan tersebut di daur ulang kembali, akan diproses kembali dengan kerangka konsumsi sehingga menjadi bahan baku lagi dan dapat menghasilkan uang," katanya.***

Editor: Andi Novriansyah Saputra

Tags

Terkini

Terpopuler