GowaPos.com - Beredar informasi di media sosial Facebook yang memuat foto Presiden Soekarno sedang berjalan melewati banjir dan foto beberapa kendaraan yang sedang melewati banjir.
Diklaim, foto tersebut adalah foto banjir di Jakarta pada era Presiden Soekarno. Pada caption foto tersebut ditulis "Dari zaman Mulawarman, Bungkarno Jakarta udah ada banjir".
Berdasarkan penjelasan yang dikutip dari akun Instagram @jalahoaks, 16 Desember 2021, konten tersebut masuk dalam kategori Disinformasi atau Konteks yang salah.
Setelah melakukan penelusuran, hal tersebut tidak benar. foto yang beredar tersebut merupakan hasil editan atau suntingan yang menggabungkan dua foto yang berbeda.
Baca Juga: Menyesatkan, Mobil Wagub DKI Jakarta Terperosok di Sumur Resapan
Melalui Yandex, ditemukan foto pertama serupa dengan foto yang terdapat dalam situs Sistem Informasi Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia anri.sikn.go.id (12/11/2018) berjudul "Presiden Soekarno meninjau keadaan Kota Solo, [Jawa Tengah] yang dilanda banjir." Pada keterangan foto tertulis Januari 1947.
Sedangkan foto kedua, merupakan foto banjir di Jakarta pada tahun 1985 yang dipublikasikan dalam kompas.com (03/01/2020) pada artikel berjudul “Mengatasi Banjir Jakarta, dari Raja Purnawarman, Jokowi-Ahok, hingga Anies Baswedan.”
Pada keterangan foto, diijelaskan suasana jalan-jalan di Kawasan Grogol dan Pluit di daerah Penjaringan, Jakarta Utara, macet total pada Rabu siang, 16 Januari 1985, karena tergenang air yang merendam beberapa bagian Ibukota sejak Selasa akibat hujan yang mengguyur Jakarta.
Baca Juga: Menyesatkan, Gejala Varian Omicron Disebabkan oleh Komplikasi Vaksin Covid-19
Informasi tentang foto banjir di Jakarta pada era Presiden Soekarno, adalah tidak benar. Faktanya, foto yang beredar adalah foto Presiden Soekarno meninjau keadaan banjir pada Januari 1947 di Kota Solo, Jawa Tengah. Sedangkan, foto beberapa kendaraan yang sedang melewati banjir di Jakarta adalah foto pada tahun 1985.
Dengan demikian, foto dan caption pada postingan Facebook yang beredar tersebut tidak benar dan masuk ke dalam kategori misleading content atau konten yang menyesatkan.***