Tekanan Sistem Proporsional Tertutup, PDIP dan KPU Ambil Peran Machiavellian?

- 23 Februari 2023, 15:10 WIB
Ilustrasi kolase logo PDIP, KPU, dan gambar Niccolo Machiavelli
Ilustrasi kolase logo PDIP, KPU, dan gambar Niccolo Machiavelli /Polish/

Bersamaan dengan itu, partai Demokrat meraup kenaikan suara yang signifikan. Sejumlah public figure yang direkrut secara instan melejitkan elektabilitas partai. Bagi SBY dan pemerintahannya, langkah pengubahan dari tertutup ke terbuka sebagai bentuk perwujudan demokrasi pemilihan untuk seluruh lapisan masyarakat.

Sehingga masyarakat sebagai pemilih dapat mengetahui calon wakil mereka di parlemen  atau pemerintahan, dan para calon dapat mempersiapkan strateginya sejak awal untuk dibagikan ke daerah pemilihannya (dapil) masing-masing. Keputusan tersebut dinilai telah berhasil meningkatkan partisipasi publik dalam Pemilu.

Tingkat kepercayaan masyarakat untuk menggantungkan harapan kepada sosok dan partai politik mengalami perkembangan, seiring melesatnya pula elektabilitas elit. Walaupun demikian, akan ada plus dan minus dalam sebuah sistem yang berjalan.

Intervensi para pemodal, penyogokan politik, money politics , hingga sistem pengkaderan yang caru-marut akibat terlalu bernafsu untuk meraih kursi secara instan di parlemen memberikan citra buruk pada aktivitas politik nasional. Sekaligus ini menjadi kritik bahwa demokrasi yang terbentuk semakin hari semakin -meminjam kalimat Franz Magnis-Suseno- mendekatkan kepada kedaulatan tuan, bukan lagi kedaulatan rakyat.

 

Sebelum benar-benar serius membahas urgensi pergantian sistem Pemilu saat ini, sebaiknya perlu ada penjelasan singkat dan mudah terkait apa yang membedakannya. Sistem proporsional terbuka memiliki kelebihan di antaranya, pemilih dapat mengawasi langsung orang yang dipilih dalam Pemilu.

Kekurangan dari sistem terbuka yaitu memicu terjadinya politik uang (money politics), sebab biaya yang harus dikeluarkan sangat besar. Penentuannya ditentukan langsung lewat elektabilitas, sehingga kader dengan popularitas kurang tapi punya integritas tinggi terhadap partai, tidak punya peluang untuk maju.

Sistem proporsional tertutup menawarkan hal sebaliknya. Kelebihan dari sistem itu adalah rendahnya biaya politik yang dikeluarkan setiap calon atau partai, calon-calon yang kurang populer tapi dianggap punya integritas tinggi, masih ada peluang untuk terpilih sebagai anggota legislatif karena ditentukan oleh partai politik.

Kekurangan dari sistem tertutup tentu saja menutup peluang keterlibatan pemilih dalam menentukan calon wakil mereka di parlemen. Mereka tidak berhak mengontrol para calon terpilih dari partai politik yang mereka coblos saat Pemilu.

Halaman:

Editor: Andi Novriansyah Saputra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x