Mengenal Museum Samsara Bali, Temukan Alasan dibalik Upacara Adat di Pulau Dewata

- 13 Juli 2023, 08:31 WIB
Salah satu siklus hidup dalam tradisi Hindu Bali yang ditampilka. Di Museum Samsara, Bali.
Salah satu siklus hidup dalam tradisi Hindu Bali yang ditampilka. Di Museum Samsara, Bali. /DOK.MUSEUM SAMSARA/

Apa saja 14 tahapan upacara adat di Bali? Tahap pertama dari upacara manusia Bali adalah Ngrujak, yang diberikan kepada wanita yang sedang hamil muda, dengan tujuan memperkuat kehamilan ibu dan mengurangi risiko keguguran. Beragam buah dicampurkan untuk dikonsumsi pada tahap ini, seperti pisang, delima, pepaya, mangga, belimbing, badung, kecubung, gula aren, dan madu.

Tahap kedua, Magedong-gedongan, yaitu upacara untuk wanita dengan usia kehamilan 3--6 bulan yang bertujuan memurnikan dan menjaga keselamatan janin dan ibu, agar nantinya sang anak lahir menjadi orang yang baik.

Ketiga, setelah bayi lahir dilakukan Nanem Ari-ari, dengan tujuan memohon perlindungan, umur panjang, serta keselamatan bagi si bayi, di mana ari-ari dicuci sampai bersih, dibungkus dengan kain kasa, diisi rempah-rempah, dimasukkan ke dalam kelapa lalu dikuburkan.

Selanjutnya Kepus Wedel, yaitu ritual khusus ketika plasenta terlepas dari pusar bayi, biasanya 5--15 hari setelah bayi lahir. Kelima, Mapag Rare, yaitu penyambutan kepada bayi yang berusia 12 hari sebagai ucapan terima kasih kepada Tuhan.

Keenam, Ngeles Kekambuh, upacara yang dilakukan kepada bayi setelah berusia satu bulan tujuh hari atau 42 hari. Pada saat bayi berusia tiga bulan atau 105 hari digelar upacara Nelu Bulanin, kemudian pada usia enam bulan digelar Ngenem Bulanin, di mana bayi diizinkan menginjak tanah untuk pertama kalinya.

Tahap kesembilan yaitu Mekutang Rambut, yaitu penanda bahwa bayi telah menjadi manusia sempurna dan pada tahap ini dilakukan upacara pemotongan rambut. Selanjutnya, Semayut Meketus lan Menek Kelih, yaitu upacara yang diberikan untuk anak yang kehilangan gigi pertamanya dan ketika anak menginjak remaja.

Setelah menginjak remaja, anak dapat melakukan upacara Metatah atau dikenal potong gigi, selanjutnya Pawiwahan atau menikah. Ketika meninggal dunia, manusia Hindu Bali akan dibuatkan upacara Ngaben, dan tahap terakhir dalam siklus hidup adalah Atma Wedana, yaitu upacara untuk menyatukan kembali kepada Sang Pencipta.

Setelah diberi edukasi soal tahapan hidup yang becermin dari kearifan Desa Jungutan, wisatawan akan diperlihatkan nama-nama dalam pohon keluarga di Bali. Pengalaman ini menunjukkan bahwa umat Hindu di Bali selalu mencatat asal dan siapa leluhurnya.

Selepas keluar dari gedung, pengunjung akan diajak beraktivitas sambil menyaksikan kehidupan langsung masyarakat yang tinggal di dalam museum. Dari total 100 orang warga lokal atau 30--40 kepala keluarga yang terlibat, beberapa di antaranya tinggal dan melakukan segala aktivitas di museum itu.

Lalu selanjutnya, pengunjung akan dibawa ke dapur khas Bali yang identik dengan ukuran rendah, sehingga harus jongkok atau duduk ketika memasak, dan untuk menyalakan api diperlukan kayu.

Halaman:

Editor: Burhan SM

Sumber: indonesia.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x