Apa itu Stunting, Simak Penjelasan Lengkap Kepala BKKBN: Remaja Anemia Salah Satu Penyebab Bayi Stunting

18 Juli 2022, 22:31 WIB
Berikut klarifikasi kepala BKKBN Hasto Wardoyo tentang nikah muda penyebab stunting di Indonesia /Muhammad Faiz/

GOWAPOS — Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah 5 tahun) karena kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, menjelaskan seberapa besar persentase stunting pada pernikahan pasangan muda usia 18-24 tahun atau pernikahan usia dibawah umur yang masih marak terjadi di indonesia.

Hasto Wardoyo mengatakan bahwa secara total stunting ini kan 24,4 persen. Kalau diliat hamil di bawah 14 tahun sekarang ini rata-rata hampir 22/1000 pada usia 15-19 tahun sehingga bisa dilihat padanan angkanya.

Menurutnya, kontribusi dari kawin usia muda itu karena mereka itu masih tumbuh kemudian harus menumbuhkan orang lain tetapi terpaksa kalsiumnya digunakan untuk pertumbuhan bayinya.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Senin 18 Juli 2022, Reyna Bertemu Papa Al dan Semakin Membenci Mama Andin

“Akhirnya sang ibunya terhambat sendiri karena yang seharusnya masih tumbuh harus menumbuhkan orang lain. Itulah yang membuat terjadinya stunting yaitu gagal tumbuh tdak optimalnya pertumbuhan yang dilihat adri tinggi badan dan kemampuan intelektualnya,” kata Kepala BKKBN.

Kemudian, banyak juga remaja-remaja yang mengalami anemia terutama remaja putri itu yang gizi seimbangnya berkurang.

Kadang ada yang sengaja takut gemuk hingga akhirnya gizi seimbangnya berkurang hingga membuat persiapan untuk hamil juga berpengaruh.

Remaja yang anemia ini menyebabkan resiko bayi lahir stunting. Itulah yang membuat kematian ibu dan bayi masih tinggi karena kondisi anemianya tinggi.

Hasto Wardoyo juga menjelaskan remaja itu kalau belum cukup umur, tulang panggulnya masih belum cukup standar sehingga ketika proses melahirkan itu sebetulnya mengalami masalah.

“Jadi ketika kepala bayi itu diameternya 9,9 cm, kemudian ukuran panggul usia 20 tahun itu sekitar 10 cm tapi kalau usia 16 tahun mau melahirkan belum sampai 10cm sehingga dengan ukuran kepala bayi yang mau lewat hampir 10 cm hingga membuat stug saat persalinan dan beresiko terjadi pendarahan, robek, kepalanya terjepit. Itu semua yang membuat pertumbuhan bayi juga terhambat,” tuturnya.

Baca Juga: Link Nonton Streaming Film Intruder Tayang Malam Ini di ANTV: Misteri Kembalinya Anak Hilang Setelah 25 Tahun

Rata-rata panjang badan kurang dari 48 cm adalah 22,6 persen dikarenakan gagal produk sebetulnya harusnya minimal ukuran badannya 48 cm.

“Orang tidak menyiapkan ini dengan baik, kalau mau nikah itu yang disiapkan bukan bagaimana menyiapkan hamil, bagaimana habis saya cukup tidak lingkar lengan saya ada 23cm atau tidak kalau kurang 23 cm saya harus makan apa supaya anaknya nanti tidak stunting, anaknya mejadi cerdas, sehat orang tidak memikirkan itu padahal itu murah sekali,” imbuhnya.

BKKBN saat ini berusaha untuk terus memperbaiki dalam menangani stunting yang ada di Indonesia dan targetnya di tahun 2024 bisa mencapai 14 persen.

Informasi ini diperoleh dalam kesempatan zoom meeting bersama Pikiran Rakyat Media Network kembali berkesempatan silaturahmi bersama Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) dalam agenda KLARIFIKASI yang bertajuk Forum Pimred PRMN Bertanya, Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) “Nikah Muda Bikin Anak Stunting?”.***

Editor: Sutriani Nasiruddin

Tags

Terkini

Terpopuler