Menteri Airlangga Hartato Sebut Investor Domestik Perkuat Fundamental Pasar Modal terhadap Risiko Eksternal

31 Desember 2021, 11:18 WIB
Airlangga Hartato Menteri Koordinator Bidang Perekonomian/ foto: istimewa /

GowaPos.com — Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memaparkan bahwa investor domestik semakin mendominasi pasar modal Indonesia terhadap risiko eksternal yang hadir pada 2021.

Menurutnya, ekonomi global diperhadapkan oleh sejumlah tantangan sepanjang 2021. Tantangan tersebut dimulai dari kenaikan harga energi, disrupsi suppy chain, krisis Evergrande, dan risiko yang pengaruhi arus modal Indonesia.

Hal ini disebutkannya seperti tapering off the Fed, potensi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat dan lonjakan kasus aktif varian delta pada awal kuartal III 2021.

Airlangga Hartarto menuturkan, pemerintahan di masing-masing negara merespons cepat untuk memitigasi risiko varian delta dan berhasil menjaga optimisme hingga akhir tahun.

Baca Juga: Meski Punya Hutang Sebesar Gunung, Buya Yahya: Amalkan Doa Ini Agar Bisa Lunas dengan Cepat

Hal ini juga ditunjukkan dengan arus modal asing kembali masuk ke negara berkembang sehingga mendorong perbaikan indeks saham global pada 2021.

"Pada saat bersamaan, aktivitas manufaktur global juga meningkat bahkan konsisten berada di level ekspansif untuk negara maju dan negara berkembang,” ujar dia saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2021, di Jakarta, Kamis 30 Desember 2021 dikutip dari keterangan tertulis.

Baca Juga: Apa itu Doping? Benarkah Pemain Thailand Terindikasi dan Leg 1 Piala AFF Lawan Indonesia Akan Diulang, Cek Fak

Optimisme juga terlihat di Indonesia, dengan respons cepat Pemerintah dan seluruh stakeholders berhasil memitigasi dampak lonjakan varian Delta. Upaya ini juga telah menjaga tren penurunan kasus harian Covid-19 Indonesia di tengah kembali meningkatnya kasus harian global.

Pulihnya kepercayaan masyarakat dalam melakukan aktivitas ekonomi telah mendorong ekonomi untuk tetap tumbuh positif pada kuartal III-2021, yakni sebesar 3,51 persen (yoy). Hal tersebut meningkatkan permintaan yang juga mendorong peningkatan aktivitas manufaktur hingga berada di zona ekspansif pada level 53,9 pada November 2021.

Sementara itu, harga barang dan jasa secara umum rendah dan stabil, baik secara nasional dan spasial. Secara tahunan, inflasi November 2021 terjadi di 1,75 persen (yoy) dan 0,37 persen (mtm).

Perkembangan tersebut didorong oleh peningkatan inflasi pada seluruh komponen yang menandakan mulai pulihnya aktivitas dan konsumsi masyarakat. Kinerja perbankan juga menunjukan perkembangan baik. Penyaluran kredit perbankan pada November 2021 tumbuh sebesar 4,82 persen (yoy) atau 4,17 persen (ytd).

Baca Juga: 3 Tips Bercinta yang Wajib Diketahui Pria Agar Pasangannya Mampu Capai Puncak Kenikmatan

Perbaikan di sektor riil ini juga didukung dengan perbaikan di sektor keuangan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat hingga mencapai level 6.500 menjelang akhir tahun ini.

Sebelumnya pada 22 November 2021, pertumbuhan IHSG sempat menembus rekor baru yakni di level 6.723,39. Untuk return di pasar modal Indonesia juga bisa mencapai 10 persen (ytd). Seiring naiknya IHSG, nilai tukar rupiah juga terapresiasi kembali mendekati level pra pandemi.

Airlangga mengatakan, perbaikan kinerja sektor keuangan juga didukung oleh strategi pendalaman pasar modal yang berjalan baik. Ini ditunjukkan jumlah investor pasar modal telah meningkat signifikan menjadi 7,38 juta atau naik 90,32 persen dibandingkan 2020.

“Kinerja positif juga terlihat dari sisi peningkatan jumlah Initial Public Offering (IPO) yakni sebanyak 54 perusahaan baru melakukan IPO di 2021,” tutur Menko Airlangga.

Saat ini, porsi kepemilikan aset pasar modal Indonesia lebih di dominasi oleh investor domestik.

“Kondisi ini telah memperkuat fundamental pasar modal kita terhadap risiko eksternal yang muncul sepanjang 2021. Porsi yang besar di sisi domestik ini turut berkontribusi dalam meredam taper tantrum yang telah terjadi di Semester II-2021,” Menko Airlangga menambahkan.

Mayoritas investor pasar modal juga didominasi oleh penduduk dengan kategori usia di bawah 30 tahun. Kategori ini memiliki literasi keuangan dan digital yang relatif tinggi sehingga lebih cepat menyerap informasi baru di pasar modal.***

Editor: Sutriani Nasiruddin

Tags

Terkini

Terpopuler