Wangi Kopi Toraja Kembali Tercium dari Pegunungan Kandora Berkat Bantuan Pertamina

5 November 2022, 10:30 WIB
Kopi Kandora yang sudah dipetik masih berwarna merah dan setelah diroasting menjadi biji kopi. /gowapos.com/

GOWAPOS - Tana Toraja salah satu Kabupaten di Sulawesi Selatan, jaraknya 329 sebelah utara Kota Makassar.

Dengan topografi 1000 meter di atas permukaan laut menjadikan daerah ini sebagai satu diantara penghasil kacang terbaik di dunia.

Sepintas perkebunan kopi di Toraja dikelilingi vegetasi kayu keras, yang melindungi tanaman kopi dari panas, dan jadi tanaman penutup.

Panen kopi pertama biasanya dilakukan setelah tiga tahun, setelah itu akan rutin setiap tahunnya.

Hampir semua tanaman kopi memenuhi pegunungan Kandora dan sekitarnya, yang menebarkan wangi semerbak di antara tanaman lainnya.

Inilah kekayaan alam yang dimiliki kabupaten yang dikenal dengan kekentalan budayanya ini.

Baca Juga: Satu Orang Asal Sulawesi Selatan Jadi Korban Hilang Kapal Karam di Taiwan, 5 Korban Berhasil Diselamatkan

Dan pengusaha Arni Pabunga mampu memanfaatkan kekuatan dan potensi yang dimiliki kampung halamannya.

Bagi mantan karyawan Pertambangan ini, memetik buah kopi yang memerah sudah menjadi kesehariannya, dan dikerjakan bersama kerabatnya.

Biasanya buah kopi tersebut dikupas sendiri dengan menggunakan mesin tradisional, lalu dikeringkan dan mengupas bijinya lalu dipanggang. Setelah itu, biji kopi dicuci bersih dan dikeringkan di bawah sinar matahari.

Dimana proses pemanggangan juga memakai pot tradisional dengan kayu bakar dengan suhu tertinggi. Hanya butuh waktu 15 menit untuk menghasilkan 1 Kg biji kopi terbaik.

"Begitulah proses alami yang kami lakukan dan menjadi rahasi dibalik cita rasa unik kopi kami,"ungkap Arni Pabunga mengawali perbincangan gowapos.com dengannya di awal Nopember 2022.

Baca Juga: Presiden Jokowi Dorong Kemandirian Komoditas Gula, Siapkan Lahan di Sejumlah daerah Indonesia

Buka Usaha Kandora Coffee
Setelah mengabdikan diri selama enam tahun di perusahaan pertambangan tepatnya di awal tahun 2018, Arni Pabunga memutuskan untuk pensiun dini.

Arni-begitu biasa dipanggil beralih menjadi pengusaha. Ini sudah dipikirkan jauh sebelum memutuskan berhenti dari kantornya tersebut.

Alumni Fakultas Teknik Geologi ini melihat potensi tanaman kopi di kampungnya Kecamatan Mengkendek, Tana Toraja cukup menjanjikan untuk dikembangkan.

Tapi awalnya kopi yang dinamai Kandora Coffee ini hanya dijadikan oleh-oleh orang asing yang berwisata di daerah berhawa dingin tersebut.

Nama Kandora sendiri diambil dari nama gunung yang menutupi sebagian kampung halamannya, dan dijadikan merek usahanya.

Baca Juga: Jadwal Pesawat Rute Bali - Jakarta Tanggal 5 November 2022, Keberangkatan dari Siang Hingga Malam Hari

Bahkan sewaktu masih bekerja kantoran, Arni mengaku sering membawa kopi asli Toraja ini untuk dibagi-bagikan pada rekan kerjanya. Saking disukainya ada yang rela membeli untuk dikonsumsi sendiri atau dijadikan cenderamata.

Melihat potensi yang terbuka ini, pelan tapi pasti Arni mulai mengejarkan sendiri dibantu keluarga terdekat untuk mengolah kopi tersebut. Caranya dengan meroasting sendiri secara manual, meski hasilnya masih sedikit.

"Kalau bahan baku memang sudah disediakan oleh alam, karena hampir semua warga di sini menanam kopi jadi penghasilan keluarganya,"ungkapnya.

Inilah yang memudahkan Arni mendapatkan bahan baku kopi dari petani setempat dengan harga standar. Bahkan juga ada kepunyaan keluarganya.

Saat memulai usahanya, Arni hanya menargetkan memasarkan pada warga lokal, sebab masih diolah secara tradisional.

Baca Juga: Sinopsis ISHQ MEIN MARJAWAN 2 Tayang 5 November 2022: Vansh- Ahana Kerjasama Balas Dendam pada Ridhima-Kabir

"Jadi mulanya kami meroasting sendiri dibantu keluarga dekat, dan hasilnya juga masih sedikit dan hanya dipasarkan untuk orang-orang yang datang di sini,"jelas Arni Pabunga.

Bagi Arni, kelebihan Kandaro Coffee karena diolah secara tradisional dengan memakai belanga tanah liat, sehingga rasa kopi yang dihasilkan original kopi Toraja.

Pemilihan biji kopi yang terbaik yang diambil dan yang jelek dipisahkan. Jadi bisa dikatakan hanya biji kopi pilihan yang dicuci lalu diolah.

Meskipun diolah sederhana, tapi kemasannya cukup elegan dalam dua bentuk yakni kemasan kacang dan tanah.

Khusus untuk kemasan kacang ukurannya mulai dari 250 gram hingga 1000 gram disiapkan bagi pencinta kopi.

Sedangkan kemasan tanah disediakan kemasannya lebih kecil yakni 100 gram sampai 1000 gram.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Jakarta, 05 November 2022: 3 Wilayah Ini Berpotensi Hujan disertai Petir dan Angin Kencang

Produk kecil ini cukup diminati karena bisa dibawa bepergian yang diberi label Kopi Tetes paket kecil Kandora Drip Coffee yang bisa langsung diseduh air hangat.

Satunya lagi, Maraya Coffee yang bisa langsung diminum, dengan campuran gula aren dan susu yang disajikan dalam bentuk dingin.

Nah, untuk mendapat beragam varian ini bisa melalui online di sosial media, sedang offline bisa dijumpai di sejumlah outlet terkenal seperti di Bandara Sultan Hasanuddin, lobi hotel, toko oleh-oleh dan beberapa supermarket.

Owner Kandora Coffee Arni Pabunga sempat berfoto dengan Presiden Joko Widodo saat mengikuti Trade Expo Indonesia pada 19-23 Oktober 2022.

Mitra Pertamina

Kandora Coffee mengalami masa-masa sulit di tahun 2020, tepatnya ketika Covid-19 merebak. Hampir semua produk yang dipajang di sejumlah outlet dikembalikan karena kurang peminat. Ditambah lagi, masa kadaluarsa selama setahun berakhir, akibatnya Kandora Coffee mengalami kerugian.

"Saat itu, bisa dikatakan kami mengalami masa-masa sulit dan hampir semua produk kami tidak laku sehingga dikembalikan,"kenang Arni Pabunga.

Baca Juga: Jamaah Umrah asal Bulukumba Meninggal di Pesawat Rute Jeddah-Makassar, Sempat Diberikan Bantuan Oksigen

"Karena kurangnya permintaan sepertinya biasanya, kami juga tidak bersemangat produksi dan usaha kembali pada titik nadir sebab sepinya pasar,"sambungnya.

Kondisi ini berdampak pada karyawan yang dulunya berjumlah 10 orang terpaksa dikurangi jadi 4 orang saja, karena permintaan pasar yang menurun.

Bayangkan sebelumnya bisa memproduksi setiap bulan, tapi saat Covid-19 hanya memproduksi setahun sekali dan itupun dalam jumlah terbatas.

Namun semangat itu kembali bergairah, ketika penawaran bantuan dari Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi datang.

"Kami direkomendasikan Dekranasda Sulsel ke Pertamina agar dibantu memperoleh bantuan modal usaha sehingga bisa kembali berproduksi,"kenang Arni.

Baca Juga: Konser NCT 127 di ICE BSD, Polda Metro Jaya Pastikan Tidak Ada Bom Setelah Kerahkan Jibom dan Anjing Pelacak

Bagaikan mimpi, mendapatkan kepercayaan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini dan diprioritaskan memperoleh bantuan progam Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).

Tapi rekomendasi ini tidak datang begitu saja, karena sebelumnya Kandora Coffee memang tergabung dengan para penggiat UMKM di Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Ternyata proses untuk memperoleh pinjaman modal usaha ini terbilang mudah, dan tidak berbelit-belit dan prosesnya sangat cepat.

Mulanya pihak Pertamina menghubungi Arni Pabunga untuk diwawancara sekitar pengembangan usaha, dan bantuan modal yang dibutuhkan dan peruntukkannya.

"Kami hanya diwawancara lewat telepon dari Pertamina, terkait pengembangan usaha dan kemanpuan memgembalian pinjaman modal usaha ini. Tak lama setelah ini, kami diminta mengisi form secara offline sebagai salah satu syarat mendapatkan bantuan,"tambahnya.

Baca Juga: Aubameyang Bersiap Reuni Lagi dengan Arsenal, Kirim Empat Kata Peringatan Sebagai Lawan

Selang dua minggu, bantuan sebesar Rp75 juta sudah cair untuk dijadikan modal kembali membangkitkan Kandora Coffee yang sempat mandek. 

Dana ini, ungkap Arni, digunakan untuk membeli peralatan produksi dan memperbaiki kemasan serta menambah varian Kandora Coffee.

Begitupun dengan pemasaran ditata dan digenjot utamanya pemasaran online, yang memang ramai di masa Covid-19 tanpa melupakan pemasaran offline.

Arni mengaku tidak sendiri tapi dibantu adiknya, Usni Pabunga untuk memasarkan produk Kandora Coffe khususnya di Kota Makassar sehingga bisa menembus Bandara Soekarno Hatta Jakarta, dan Sultan Hasanuddin Makassar. 

Salah satu produk Kandora Coffe yang diipasarkan secara online dan offline.
Seiring waktu Kandora Coffe kembali tumbuh perlahan, dimana pemesanan mulai berdatangan baik dari pasar dalam negeri maupun manca negara.

Meskipun jumlahnya belum sebesar ekspekasi, namun tanda-tanda untuk bertumbuh kembali mulai terlihat.

"Inilah yang melecut semangat kami kembali untuk bangkit dengan menggunakan bantuan dana pinjaman sebaik-baiknya dan menjawab bantuan itu dengan produksi yang lebih maksimal,"terangnya.

Baca Juga: Sinopsis Film WIND RIVER di TRANSTV: Pemburu Veteran FBI Selidiki Pembunuhan Wanita Muda Amerika Wyoming

Ternyata bukan hanya pinjaman yang diberikan Pertamina, tapi juga bimbingan usaha dan pengembangannya serta memecahkan masalah yang kami hadapi. Termasuk diikutkan di sejumlah pameran berskala nasional dan internasional.

Dampaknya membuka peluang pasar Kandora Coffee lebih besar lagi, karena semakin dikenal keberadaannya sebagai Kopi Toraja asli. Sehingga komiditas kopi ini sudah melakukan terobosan go online, go digital, go global.

Buktinya Arni sudah mengikuti sejumlah event dan bertemu belasan pengusaha dan pejabat negara termasuk dengan Bapak Presiden Joko Widodo dalam Trade Expo Indonesia pada 19-23 Oktober 2022.

Kini Kandora Coffee tidak hanya melirik pasar di Tanah Air saja, tapi sudah menembus pasar internasional seperti Swiss, Korea Selatan, Jepang dan Belanda.

Dengan kerja keras dan ketekunan mengolah kopi menjadi minuman mendunia, sehingga omzet terus bertumbuh kisaran Rp25 juta perbulan.

Begitupun dengan bantuan pinjaman ke Pertamina bisa dikembalikan dengan lancar dan tepat waktu setiap bulannya.

Buah kerja keras mantan karyawan Pertambangan ini sudah membuahkan hasil, dan mampu mengharumkan nama Toraja dan Indonesia pada umumnya di pasar dunia tentang khasiat dan manfaat Kopi Toraja. ***

 

 

Editor: Subair Pare

Tags

Terkini

Terpopuler