GOWAPOS - Film horor merupakan salah satu genre film paling populer dengan cangkupan tema yang luas. Menonton film horor kerap dijadikan sebagai ‘wahana’ seram yang seru ketika ke bioskop.
Menjadi kesempatan yang memberikan rasa aman bagi para penonton layaknya simulasi situasi yang mengerikan. Mulai dari skenario hantu dengan balas dendam yang gentayangan, hingga teror pembunuh berantai yang sadis.
Selain media hiburan adrenalin, film horor juga berkembang sebagai medium karya visual dengan nilai seni tinggi. Dengan penulisan naskah berkualitas, produksi maksimal, dan ide yang original, film horor masa kini juga banyak yang bersaing di ajang perhargaan bergengsi.
Baca Juga: 5 Film Animasi Terbaik Sepanjang Masa, Menginspirasi Layak untuk Ditonton
Definisi Film Horor
Menurut Annette Kuhn dan Guy Westwell dalam “A Dictionary of Film Studies” (2012), horor adalah genre film yang berusaha untuk menimbulkan perasaan takut dan jijik pada penontonnya dengan tujuan menghibur. Film horor merupakan representasi dari tema yang membuat penontonnya merasa tidak nyaman, tema yang gelap, agar penontonya merasakan teror, kaget, dan ketegangan. Kata ‘horror’ berasal dari bahasa Prancis Kuno, ‘orror’, yang memiliki arti ‘untuk membuat gemetar’ atau ‘untuk membuat merinding’.
Jadi ‘horor’ bukan berarti hantu atau melulu tentang fenomena supranatural. Karena ada banyak sumber ketakutan yang bisa dikembangkan menjadi film horor dengan definisi tersebut.
Sub Genre Film Horor
Jika horor memiliki definisi yang sangat umum seperti demikian, maka cangkupan horor sangat luas dan tidak terbatas. Ada banyak sekali sub genre film horor yang sebetulnya bisa dieksplorasi oleh sineas maupun penikmat film.
Baca Juga: Peran Sinematografi dalam Menciptakan Suasana dalam Film
Berikut adalah beberapa sub-genre film horor:
1. Slasher
Sub-genre ini identik dengan pembunuh berantai atau psikopat yang membunuh korban-korbannya secara sadis.
2. Supernatural
Sub-genre ini identik dengan keberadaan makhluk supranatural seperti hantu atau setan.
3. Psychological
Sub-genre ini identik sebagai genre film horor yang lebih berkelas karena memiliki sumber ketakutan dengan referensi ilmu psikologi mental manusia.
4. Found footage
Sub-genre ini identik dengan penggunaan teknik sinematografi untuk membuat film layaknya dokumenter.
5. Body horror
Sub-genre ini identik dengan penggambaran tubuh manusia yang mengalami mutasi atau deformasi.
Film horor klasik seperti The Wicker Man (1973), House of Wax (2005) dan The Cabin in the Woods (2011) berhasil mengembalikan tema klasik dengan gaya baru yang inovatif serta menegangkan. Di Indonesia sendiri, film horor menjadi komoditi paling laris di industri hiburan komersial.***