Network
Ketika sampai di kampung halamannya, dengan frustasi Bea turun dari kereta. Ia memasuki sebuah kafe dimana ia bertemu dengan seorang pria bernama Diego. Bea berebut sebotol bir dengan Diego.
Dalam keadaan marah Bea pun meninggalkan kafe. Setelah keluar dari kafe tersebut, ia dijemput oleh saudarinya bernama Irene dan keponakannya bernama Fin.
Setelah sampai di rumah, seluruh keluarga yang telah mengetahui apa yang dialami oleh Bea mencoba memberikan semangat padanya. Akan tetapi, Bea tidak ingin membahas hal tersebut. Ia menyuruh mereka berhenti berbicara tentang kehidupan cintanya yang kandas.
Malam harinya seluruh keluarga Bea makan malam bersama. Dalam momen tersebut ibunya Bea, Angela, mengatakan bahwa dirinya hanya mempunyai waktu hidup setahun lagi. Ternyata Angela mengidap penyakit serius.
Semua anaknya merasa sedih. Mereka pun akhirnya sadar kenapa ibunya selalu membantu mendiagnosa penyakit pasien tanpa dibayar. Namun, Angela tidak ingin anak-anaknya bermuram durja. Ia berharap anak-anaknya bisa terus melanjutkan hidup dengan bahagia.
Angela juga mendorong Bea untuk melanjutkan impiannya membuat sebuah rumah pohon. Keesokan harinya, Bea mencoba merealisasikan mimpinya dengan dibantu ibunya dan saudari perempuan lainnya bernama Debora.
Saat akan membuat rumah pohon, terungkap fakta bahwa semua saudari dan saudara Bea memiliki masalah. Misalnya saja Irene yang merupakan walikota. Ia mempunyai masalah dengan program Biomassa dan membuatnya dihujat oleh seluruh penduduk kota.
Begitu juga dengan Debora, ia punya masalah dengan anaknya yang ternyata mempunyai tubuh kurcaci. Adik laki-laki Bea juga ternyata seorang gay.
Bea kemudian bertemu lagi dengan Diego yang ternyata adalah seorang duda kaya raya dan memiliki seorang putri. Diego meminta Bea untuk membuatkan sebuah rumah pohon untuk putrinya yang selalu bersedih setelah ibunya meninggal.
