Magnis-Suseno semakin tertarik mempelajari berbagai hal di Indonesia karena banyaknya tantangan nasional yang ia temui, sehingga memacu dirinya untuk ikut berperan untuk memperjuangkan masa depan Indonesia.
Termasuk salah satunya adalah melalui bidang pendidikan. Memiliki latar belakang disiplin ilmu filsafat, Magnis-Suseno bersama teman-temannya mendirikan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara dan sempat menjadi ketua jurusan Filsafat Indonesia pada tahun 1987.
Baca Juga: Taka Vokalis band ‘One Ok Rock’ Beli Rumah di Hollywood Hills, Harganya Bikin Netizen Bingung
Romo Magnis-Suseno memiliki ketertarikan tersendiri pada budaya Jawa. Menurutnya terdapat banyak nilai filosofis yang bisa diperoleh, seperti kisah dalam perjuangan lakon pewayangan.
Sambil memperdalam pengetahuannya tentang nilai-nilai filosofis kebudayaan di Indonesia, ia juga menyelesaikan sebuah Disertasi yang berjudul Etika Jawa.
Etika sendiri merupakan cabang keilmuan filsafat, maka tidak heran jika dirinya sangat aktif dalam menanggapi isu-isu di Indonesia yang berkaitan dengan etika.
Baca Juga: Hercules Mampu Sekolahkan Empat Anaknya, Tiga Sekolah di Luar Negeri, Biayanya Darimana?
Baginya, dalam menanggapi suatu masalah etika terutama tentang kemanusiaan tidak bisa sekedar menyatukan pemahaman tapi harus dengan tindakan.
Hal itu pernah ia lakukan ketika menanggapi penanganan kasus narkoba di Indonesia pada Januari 2015. Saat itu pemerintah Indonesia memberikan hukuman mati terhadap enam terpidana kasus narkoba.
Menurut Romo Magnis-Suseno, Indonesia sebagai negara hukum yang berdaulat memiliki hak untuk menegakkan keputusan atas hukum yang berlaku sebagai efek jera bagi yang lain.