Urban Legend TUJUA RI GALESONG, Tujuh Gadis Bangsawan Belia Bersaudara yang Kena Kutukan

- 10 Oktober 2023, 18:21 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi /Tangkap Layar YouTube/Aldebaran Antares/

Dalam melaksanakan rutinitas keagamaan tersebut, dihadiri oleh masyarakat hingga para bangsawan-bangsawan Galesong pada masa itu. Namun, sebuah peristiwa tercela menistai ritual sakral tersebut. dan menjadi awal kisah gelap yang menimpa 7 orang gadis belia kerabat bangsawan Galesong ini.

Ketujuh gadis tersebut yang dikenal dengan sebutan Tujua ri Galesong yang bergelar I Mauda. Makam ketujuh gadis tersebut berada di desa Galesong Kota, Kecamatan Galesong Kabupaten Takalar.

Pada waktu itu Karaengta Data di Beba, selama menetap di daerah Galesong, beliau sering melakukan ritual keagamaan. Setiap malam senin dan malam jumat, yang sampai saat ini masih terkenal di Galesong dengan sebutan Rate' Sanneng (Ratib Senin) dan Rate' Jumat (Ratib Jumat).

Setiap pembacaan Ratib dihadiri oleh banyak orang, selain dari para pengikut setia Karaengta Data juga dihadiri oleh segenap bangsawan Galesong beserta kerabatnya. Rupanya suara-suara bacaan ratib itu tidak semua orang di Galesong yang menyukainya.

Ada sebuah keluarga yang merupakan kerabat dekat dari Karaeng Galesong, yang tidak suka mendengar suara bacaan itu. Keluarga itu terdiri dari ayahnya yang bernama Daeng Ta Dg. Baya dan istrinya bernama Daeng Ta Dg. Ngiji. Memiliki tujuh orang putri yang hampir setara perawakannya, sehingga tak bisa diketahui dengan pasti yang mana adik dan yang mana kakak.

Daeng ta Dg. Baya dan Daeng Ta Dg. Ngiji merupakan jamaah ratib yang sangat rajin menghadiri pengajian yang dipimpin oleh Karaengta Data.

Rupanya suara itu cukup mengusik telinga ke tujuh wanita bersaudara ini, sehingga mereka mengejek para jamaah dengan kata-kata yang tak pantas.

"singkamma mami kongkong appirau, anjo tau i rate ballaka" atau diartikan dalam bahasa Indonesia seperti anjing yang menggonggong, orang-orang yang berada di atas rumah.

Tiba-tiba Karaengta Data menghentikan bacaan zikirnya, maka seketika itulah kutukan terhadap ketujuh wanita itu terjadi.

Kutukan ke tujuh gadis tersebut itu kemudian menjadi cacat sesuai dengan tabiat buruk atau kesalahan mereka masing-masing, antara lain:

Halaman:

Editor: Burhan SM

Sumber: YouTube @Mitologi Bumi Sulawesi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah