Kisah Inspiratif Seorang Alumni Santri Daerah dengan Banyak Prestasi, Raih 11 Beasiswa Dalam dan Luar Negeri

4 Mei 2023, 07:51 WIB
Yadi Rahmat di Sakarya University, Turki /Dokumen pribadi/

GOWAPOS - Membaca kisah inspiratif dari seorang alumni santri daerah dengan berbagai prestasi hingga lolos beasiswa perguruan tinggi.

Satu kisah inspiratif dan menarik yang mungkin saja bisa memberikan motivasi bagi para pelajar di Indoneia, datang dari pemuda asal Tanru Tedong, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap), Sulawesi Selatan, bernama Yadi Rahmat.

Saat ini, Yadi Rahmat sedang menempuh pendidikannya di salah satu kampus di negara Turki. Pendidikan tersebut diperolehnya melalui Beasiswa Pemerintah Turki. Sebelum meraih apa yang ia dapatkan sekarang, pria yang akrab disapa Rahmat menjalani masa-masa sebagai pelajar dengan begitu mengesankan.

Perjalanan pendidikan

Baca Juga: Mahasiswa Indonesia Kuliah di Turki Gunakan Dua Bahasa Pengantar Saat Perkuliahan, Begini Pengalamannya

Lahir dari keluarga dengan orang tua yang hanya berlatar belakang lulusan Sekolah Dasar (SD) ternyata tidak menyurutkan semangatnya untuk bisa meraih tingkat pendidikan yang lebih baik.

Orang tuanya telah menanamkan pentingnya pendidikan, terutama pendidikan agama sejak Rahmat masih kecil. Sehingga atas dasar itu juga ia didaftarkan ke Pondok Pesantren Darus Sa'adah As'adiyah Lancirang, Kabupaten Sidrap.

Meski fokus pada metode pembelajaran agama Islam, tidak lantas membuat Rahmat sekedar menjalankan hari-harinya sebagai santri pondok pada umumnya. Ia justru tampil sebagai santri yang aktif dan punya banyak prestasi.

Bahkan selama 6 tahun berturut-turut, dirinya mampu menempati peringkat pertama, sejak tingkat SMP sampai SMA. Keaktifan Rahmat berlanjut di organisasi sekolah, dengan menjabat sebagai Ketua OSIS serta sering mewakili sekolahnya dalam acara Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) dan kerap menjadi juara.

Baca Juga: Motivasi Tembus Kuliah di Luar Negeri Lewat Jalur Beasiswa, Oleh Mahasiswa Sakarya University Asal Indonesia

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Pondok Pesantren, Rahmat melanjutkan pendidikan di UIN Alauddin Makassar. Sejak diterima sebagai mahasiswa strata 1 (S1) jurusan Ilmu Al Qur'an dan Tafsir, pada tahun 2014, ia memutuskan untuk kuliah sambil bekerja.

Jika pagi hingga sore adalah waktu untuk kuliah dan berorganisasi, malam harinya digunakan untuk mengajar di berbagai lembaga bimbingan belajar di Makassar. Salah satu tantangannya pada saat itu adalah mengatur waktu, sebab kesibukannya di setiap hari tentu akan menguras banyak tenaga.

Rahmat banyak belajar cara memaksimalkan waktu dan kesempatan yang dimilikinya, apalagi diikuti dengan keaktifan di berbagai organisasi kampus. Dirinya pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Kaderisasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Al Jami', Divisi Aspirasi Senat Mahasiswa (SEMA) Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, serta aktif di 8 lembaga kemahasiswaan lainnya di UIN Alauddin Makassar.

Semua itu berhasil ia lewati berkat dukungan keluarga dan ketekunannya, sampai berhasil meraih gelar Sarjana Agama dengan predikat Cumlaude. Rahmat saat itu memperoleh nilai akhir atau IPK 3,94, masa studi yang dihabiskannya tidak sampai 4 tahun.

Pada momen kelulusannya itu, Rahmat juga diberikan penghargaan sebagai lulusan tercepat dan menjadi lulusan terbaik di UIN Alauddin Makassar periode wisuda September 2018.

Raih beasiswa dalam dan luar negeri

Setelah menyelesaikan S1, tentu tujuan Rahmat selanjutnya adalah menempuh pendidikan ke tingkat lebih tinggi. Ia sangat berambisi untuk melanjutkan perkuliahannya dengan beasiswa, sehingga mencoba berbagai kesempatan pendaftaran beasiswa yang terbuka.

Hasilnya, Rahmat berhasil meraih 11 beasiswa dalam dan luar negeri, mengikuti program Student Exchange di Malaysia, Short Course  di Groningen University Belanda, serta program internasional lainnya di Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Inggris, Malaysia dan Turki.

Kisah inspiratif dari Yadi Rahmat menunjukkan kepada semua pelajar di Indonesia saat ini untuk mengubah mindset tentang mereka yang meraih beasiswa ke luar negeri. Beasiswa luar negeri ternyata bisa dengan mudah didapatkan, tidak harus bagi mereka yang kaya, punya IQ di atas rata-rata, atau berasal dari kampus ternama.

Rahmat sekarang menempuh pendidikan Pascasarjana di Sakarya University dengan Beasiswa Pemerintah Turki. Ia percaya semua orang punya kesempatan yang sama untuk kuliah di luar negeri, hanya butuh usaha lebih untuk mencari informasi serta menyiapkan dokumen beasiswa sebaik mungkin.

"Tanamkan ke diri teman-teman bahwa kalau orang lain bisa, kenapa saya tidak. Mulai dari sekarang eprsiapkan dokumennya sebaik mungkin seperti ijazah, transkrip nilai, sertifikat bahasa (TOEFL/IELTS), CV, essai, surat rekomendasi dan sebagainya," kata Yadi Rahmat kepada Gowapos.

Ia berharap para pejuang pencari beasiswa tidak patah semangat meski mendapat kegagalan berkali-kali. Karena menurutnya dari kegagalan bisa mendapatkan banyak ilmu, pengalaman dan pelajaran untuk melangkah lebih maju.

Selain berusaha, juga harus diikuti dengan doa. Rahmat yakin meski manusia berencana, Allah telah menyiapkan rencana yang jauh lebih baik.

"Kalau tidak sama persis yang diminta, pasti Allah berikan yang jauh lebih baik. (Mengutip Surah Al Baqarah, ayat 216) .. 'Dan boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik untukmu. Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik untukmu. Dan Allah mengetahui apa yang tidak kamu ketahui'," pungkasnya.***

Editor: Andi Novriansyah Saputra

Tags

Terkini

Terpopuler