Fenomena Pamer Harta di Medsos Merupakan Teknik Marketing Branding, Rhenald Kasali: Jangan Buru-buru Kaya

20 Maret 2022, 11:06 WIB
PRMN Talk: Fenomena Kaya Asli dan Kaya Palsu bersama Guru Besar Fakultas Ekonomi di Universitas Indonesia, Rhenald Kasali /Instagram@pikiranrakyat/

GOWAPOS - Perbincangan PRMN TALK kali ini, terkait Fenomena, Mana Kaya Asli dan Kaya Palsu. Bahasa Kekinian 'Cuan' hingga 'Passion' yang seringkali disalah artikan.

Berikut hasil perbincangan dengan Rhenald Kasali terkait fenomena yang lagi viral tersebut, yang dipandu Masayu Putri dari Pikiran Rakyat Media Network (PRMN).

Fenomena Flexing alias Pamer Harta tengah ramai menjadi perbincangan publik.

Baca Juga: Sinopsis AMERICAN SNIPER Tayang di Bioskop Trans TV: Kisah Penembak Jitu Amerika Antara Tugas dan Keluarga

Tak tanggung-tanggung publik pun sontak tercengang dengan 2 nama affiliator yang baru saja terciduk aparat kepolisian, Indra Kenz dan Doni Salmanan.

Diketahui 2 afiliator tersebut gemar 'Pamer Harta' di Akun Media Sosial.

Mengapa 'Pamer Harta' gemar dilakukan oleh sebagian orang? Benarkah itu hanya trik 'marketing' semata?

Baca Juga: Sinopsis Film WHITE HOUSE DOWN Tayang di Bioskop Trans TV: Aksi Polisi Selamatkan Putrinya dan Presiden AS

Menurut penjelasan Rhenald Kasali kebiasaan parmer harta tersebut merupakan Teknik Marketing Branding.

Dimana ketika ada orang lain yang mengaku dan percaya bahwa bergabung dalam bisnisnya itu benar-benar menguntungkan.

Beliau juga menyambung ke metode Viral Marketing yang pergerakannya seperti virus, perlahan dan tanpa disadari sudah melejit.

Baca Juga: Sinopsis Film KILLER ELITE Tayang di Sinema Spesial Trans TV: Balas Dendam Pembunuh Bayaran pada Elite Inggris

Makanya banyak dari mereka pelaku Flexing sering memamerkan harta, karena harta adalah cerminan keberhasilan.

Mka dari itu 'pamer harta' itu menjadi strategi marketing penjerat yang paling ampuh.

Setelah ditanyai mengenai tren bahasa 'cuan' di kalangan anak muda, beliau kemudian langsung membalasnya.

"Emas diuji oleh Api, Manusia diuji oleh uang. Orang yang ngomongnya cuan, cuan, cuan itu bikin pusing. Saya ini pernah berpikir, Jika saya perhitungan begini, rasanya Tuhan juga akan perhitungan ke saya," katanya.

Baca Juga: Sinopsis Film IP MAN 2 Tayang di Mega Film Asia INDOSIAR: Sebarkan Ilmu Bela Diri Wing Chun di Hong Kong

Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tersebut kemudian menyoroti fenomena banyaknya anak muda ingin cepat kaya atau berkeinginan financial freedom, padahal baru berusia 20-an tahun.

Ia mengingatkan semasa muda seharusnya memperbanyak pendidikan, pengetahuan, relasi hingga keterampilan.

Menurut Rhenald Kasali, financial freedom seharusnya dicapai saat usia 40-an tahun bukan di usia 20-an tahun.

Baca Juga: Sinopsis Film THE DARKNESS Tayang di GTV: Keluarga Diteror Supernatural Kuno Setelah Liburan di Grand Canyon

Oleh karena itu, kata dia semasa muda seharusnya menikmati hidup dan bekerja keras.

'Mumpung masih muda, bangun keterampilan, kebaikan, pengetahuan. Nanti kalau sudah 40 tahun nggak punya nafsu belajar lagi. Sudah capek,' ungkapnya.

Ini juga menyangkut mengenai 'Passion' yang sebelumnya juga sempat ditanyakan ke beliau.

Baca Juga: All England 2022: Bagas/Fikri Tantang The Daddies di Final, Pastikan Juara dan Runner Up di Ganda Putra

Rhenald menjawab bahwa Passion selalu dijadikan alibi bagi seseorang yang tidak tahan banting.

Menurutnya, Passion adalah sesuatu yang sudah ditekuni sehingga menjadi tahan banting.

Rhenald kemudian berpesan kepada para anak muda bahwa: 'Jangan buru-buru Kaya!

Baca Juga: All England 2022: Kejutan The Minions Menyerah di Tangan Bagas/Fikri, Tantang Pasangan Hendra/Ahsan di Final

"Uang itu adalah akar semua kejahatan, be careful, nanti anda bisa berubah perilakunya dan merusak masa depan,"pungkasnya.***

Editor: Subair Pare

Sumber: instagram@pikiranrakyat

Tags

Terkini

Terpopuler