Kecanduan Video Game di Jepang Semakin Meningkat, WHO Ingatkan Gangguan Perilaku Pada Anak

- 14 Desember 2022, 06:48 WIB
ilustrasi video game
ilustrasi video game /Pixabay.com/Olichel/

GOWAPOS - Negara Jepang mengalami masalah serius terhadap angka kecanduan video game oleh anak-anak di bawah umur yang semakin meningkat.

Pusat video game ternama di negara Jepang mulai memberikan peringatan terkait naiknyan angka kecanduan bermain dari anak-anak di bawah umur.

Beberapa ahli dan orang tua mulai khawatir terkait adanya perubahan perilaku yang signifikan pada anak-anak.

Berkaca dari negara Korea Selatan dan Cina sudah menerapkan aturan pembatasan bermain video game.

Baca Juga: Polres Gowa Ungkap Kasus Curat Lintas Kabupaten, Satu Keluarga yang Terlibat Diamankan

Tapi hal itu belum terealisasi dengan serius di Jepang. Tiap orang tua merasa mereka harus menangani masalah itu sendiri karena belum ada langkah tegas dari pemerintah.

Seorang ayah mengatakan bahwa ia harus meminta sikap konsisten dari anaknya untuk membatasi waktu bermain di depan layar.

"Salah satu hal yang membuat saya cukup lega adalah ketika dia menepati janjinya untuk tidak bermain semalaman," katanya, dikutip dari laman Japan Today.

Dari data statistik yang dimiliki pusat video game di negara Sakura tersebut setidaknya menunjukkan jika sejak usai sekolah dasar dan ketika diterapkannya pembatasan akibat pandemi Covid-19, angka itu naik secara drastis.

Baca Juga: Lirik Lagu JANGAN ADA KATA PISAH - RESTU, Gambarkan Keharmonisan Hubungan dengan Orang Lain

Sakiko Kuroda selaku pemimpin Video Game Hub berharap pemerintah melakukan langkah-langkah serius untuk mengantisipasi kebiasaan abnormal itu.

"Kurangnya tindakan dari pemerintah dan industri game. Pertemuan untuk membahas masalah ini juga jarang terjadi di Jepang," ujar Sakiko Kuroda.

Masalah yang terjadi di Jepang ternyata sudah sampai ke organisasi World Health Organizations (WHO).

Pihak WHO sendiri mengingatkan kepada pemerintah Jepang akan adanya ancaman serius yang mengakibatkan gangguan perilaku pada anak di bawah umur.

Hal itu ditandai dengan penurunan signifikan terhadap hubungan dengan orang-orang sekitarnya, pendidikan atau pekerjaannya.***

Editor: Andi Novriansyah Saputra

Sumber: Japan Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x