Larangan Makan dan Minum Sambil Berdiri dalam Islam, Berikut Penjelasan Ustadz Abdul Somad

- 10 Desember 2022, 18:38 WIB
Ilustrasi makan
Ilustrasi makan /Pixabay.com/RyanMcGuire/

GOWAPOS  - Ustadz Abdul Somad menjelaskan tentang adab makan dan minum dalam Islam serta larangan saat melakukan aktivitas tersebut.

Sejak kecil, orang tua pasti mengajarkan anaknya tentang adab makan dan minum pada umumnya.

Seperti menyuruh untuk duduk, makan dengan tangan kanan dan tidak sambil berbicara.

Peraturan seperti itu sebenarnya jga anjuran di bidang kesehatan, bahwa jika menerapkan adab makan dan minum maka akan terhindar dari penyakit dalam yang berbahaya suatu saat nanti.

Baca Juga: Preview Piala Dunia 2022 Perempat Final: Inggris vs Prancis, Adu Ketajaman Bukayo Saka dan Kylian Mbappe

Tapi berjalannya waktu serta tuntutan gaya hidup modern, membuat adab itu sudah tidak dipandang lagi.

Semua orang bergerak secara instan tanpa melihat dampaknya pada tubuh yang mencerna makanan dan minuman.

Dalam Islam terdapat dalil yang menegaskan pentingnya adab makan dan minum, terutama larangan berdiri saat melakukan aktivitas tersebut.

Ustadz Abdul Somad menyampaikan larangan makan dan minum sambil berdiri dalam hadits riwayat Imam Muslim.

Baca Juga: Zulfan Lindan: Capres atau Tidak Anies Baswedan, yang Penting Elektabilitas NasDem Naik

Dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, seorang di antara kalian minum sambil berdiri. Apabila dia lupa maka hendaknya dia muntahkan. (HR. Muslim).

"Tapi ada hadits lagi, Nabi Muhammad minum air zam-zam sambil berdiri. Dua hadits yang (tampaknya) kontradiktif. Maka Ulama mengkaji ini. Setelah dikaji ada masa-masa tertentu. Saat musim haji, Nabi minum berdiri karena keadaan saat itu. Tapi pada saat tenang, tidak perlu berdiri," kata Ustadz Abdul Somad, dilansir dari kanal YouTube Fodamara TV.

Dalam menentukan suatu hukum dalam kehidupan sehari-hari menurut Ustadz Abdul Somad terdapat banyak hadits.

Maka untuk menentukan dalil yang perlu digunakan, harus melihat dulu sanad-nya, apakah termasuk hadits lemah atau hadits kuat.

"Jangan pakai hadits yang lemah, pakai hadits yang kuat. Kuat menurut adat Islam, duduk karena ancamannya keras. Siapa yang lupa, muntahkanlah," tutur Ustadz Abdul Somad.***

Editor: Andi Novriansyah Saputra

Sumber: YouTube Fodamara TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah