Jusuf Kalla Bantah Pernyataan Menag: Kemenag Bukan Hadiah tapi Sebuah Keharusan

- 25 Oktober 2021, 13:36 WIB
Jusuf Kalla silaturahmi dengan Pengurus DMI Medan, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Jabatan Gubernur Sumut.
Jusuf Kalla silaturahmi dengan Pengurus DMI Medan, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Jabatan Gubernur Sumut. /Tim Media JK/

Perdebatan kemudian berlanjut menyoal sejarah asal usul Kementerian Agama.

Baca Juga: Jelang Berkuasanya Thaliban, JK Yakin Afghanistan tidak Bakal Perang Saudara

Gus Yaqut menyebut tentang ustad yang ketika itu tidak setuju jika Kementerian Agama harus menaungi semua agama.

"Ada yang tidak setuju, 'Kementerian ini harus Kementerian Agama Islam' karena Kementerian agama itu adalah hadiah negara untuk umat Islam. Saya bantah, bukan, 'Kementerian Agama itu hadiah negara untuk NU', 'bukan untuk umat Islam secara umum, tapi spesifik untuk NU'. Nah, jadi wajar kalau sekarang NU itu memanfaatkan banyak peluang yang ada di Kementerian Agama karena hadiahnya untuk NU," tutur Gus Yaqut.

Lebih lanjut, Gus Yaqut menjelaskan terkait sejarah berdirinya Kementerian Agama karena pencoretan tujuh kaya dalam Piagam Jakarta.

Baca Juga: PPKM Darurat Berlaku, JK Dukung Penutupan Sementara Masjid,  Adzan Tetap dikumandangkan

Menurutnya, tokoh-tokoh NU ketika itu berperan penting sebagai juru damai usai tujuh kata yakni 'Ketuhanan dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam bagi Pemeluk-pemeluknya' dihapus dalam Piagam Jakarta.

"Yang usulkan itu jadi juru damai atas pencoretan itu Mbah Wahab Chasbullah. Kemudian lahir Kemenag karena itu," ujarnya. ***

Halaman:

Editor: Subair Pare

Sumber: Tim Media JK


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah