Maka udara lembab dan panas justru tertahan hingga tidak bergerak kemana-mana. Massa udara panas tertahan di sebagian wilayah Jawa dan Sumatera, sehingga menyebabkan udara panas di awal Mei.
"Kondisi udara yang panas dan tidak nyaman karena suhu udara yang tinggi," kata Urip Haryoko, plt. Deputi Klimatologi BMKG, dikutip dari laman Antara
Dari rilis BMKG pada 8 Mei kemarin, tercatat beberapa wilayah mengalami suhu panas dan membuat kepanikan masyarakat sebab dikatakan dengan gelombang panas di India.
BMKG juga sudah menyampaikan jika udara panas di Indonesia tidak sama dengan gelombang panas di India.
Karena tidak berada di level kejadian ekstrim meteorologis oleh Badan Meteorologi Dunia (WMO).
Dari analisis klimatologi, sebagian besar lokasi pengamatan suhu udara di Indonesia telah menggambarkan adanya dua puncak suhu maksimum, yakni pada April atau Mei dan September.
Hal itu lebih diakibatkan dari posisi gerak semu matahari dan dominasi cuaca cerah atau puncak musim kemarau.***