Walaupun sempat mendapatkan tawaran beasiswa milik Raden Ajeng Kartini, ia menolaknya dengan alasan adanya perlakuan diskrimatif dari pemerintah.
Ia akhirnya memilih untuk belajar di Jeddah Arab Saudi. Selain memperdalam ilmu agama, Agus Salim juga bekerja sebagai penerjemah di konsulat Belanda.
Sepulangnya dari Arab Saudi, Agus Salim langsung bergerak mendirikan sekolah Hollandsche Inlandsche School (HIS).
Selain fokus di dunia pendidikan, ia juga terjun di dunia penulisan hingga menjadi politisi bersama Sarekat Islam.
Baca Juga: Ria Ricis dan Teuku Ryan Resmi Menjadi Sepasang Suami Istri, Oki: Ini Sesuatu yang Papa Inginkan
Jejaknya sebagai pahlawan bangsa di mulai saat ikut andil dalam perumusan Sumpah Pemuda tahun 1928.
Lalu Agus Salim juga menjadi bagian Panitia Pesiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Kehebatannya dalam berdiplomasi dan berbahasa asing walaupun memiliki tubuh yang kecil, membuat Menteri Luar Negeri pertama Indonesia itu dijuluki ‘The Grand Old Man’.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Kabupaten Gowa Pada 13-14 November 2021, Berpotensi Hujan Ringan hingga Sedang