Menerapkan Solidaritas Kemanusiaan Perspektif Islam, Cegah Intoleransi di Ruang Publik

- 19 Januari 2023, 09:19 WIB
Ilustrasi bersalaman
Ilustrasi bersalaman /Pixabaya.com/un-perfekt/

Contoh sederhana dapat terlihat ketika Indonesia diterpa pandemi Covid-19 hingga tiga gelombang.

Banyak korban meninggal dunia, tim medis bahkan kewalahan dan tidak sedikit juga harus mengorbankan nyawanya.

Kesengsaraan yang terjadi di sekitar, lantas mendorong kelompok atau individu yang berkecukupan untuk melakukan aksi solidaritas kemanusiaan demi meringankan beban masyarakat yang membutuhkan.

Semua berjuang seirama, baik pemerintah maupun warganya, walaupun ada begitu banyak narasi pesimis bertebaran di mana-mana.

Mereka yang tergerak tetap berada di barisan paling depan bagaikan oase di tengah padang pasir.

Sikap solidaritas terhadap sesama telah lama diperjuangkan dalam ajaran Islam. Dalam Hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW. bersabda,

“Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi ibaratkan satu tubuh, Jika salah satunya sakit, maka yang lain akan ikut merasakannya”.

Bahkan dalam riwayat tersebut ada tiga poin penting yang perlu ditanamkan dalam memperjuangkan solidaritas kemanusiaan, yaitu saling mencintai (Tawaaddihim), saling menyayangi (Taraahumihim), dan saling mengasihi (Ta’aathufihim).

Sehingga, solidaritas di ruang publik seharusnya sudah selesai dalam internal umat Islam melalui proposal persatuan dan internalisasi makna Tauhid dalam tiap diri pemeluknya.

Solidaritas Kemanusiaan Anti Intoleransi

Halaman:

Editor: Andi Novriansyah Saputra


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah