Fenomena Langka Gerhana Matahari Hibrid, Peluang Terjadi Hanya 4,8 Persen dalam Waktu Seribu Tahun

- 20 April 2023, 15:20 WIB
Ilustrasi gerhana matahari
Ilustrasi gerhana matahari / Pixabay/buddy_nath/

GOWAPOS - Gerhana Matahari Hibrid telah terjadi pada pagi hari sampai menjelang siang tadi, di langit Indonesia dan Australia.

Gerhana Matahari Hibrid sendiri, definisi lebih singkatnya merupakan gabungan kedua macam gerhana matahari, yaitu gerhana matahari sebagian dan gerhana matahari total.

Peralihan dari peristiwa gerhana matahari sebagian, lalu menjadi gerhana matahari total pada puncaknya, dan kembali menjadi gerhana matahari sebagian sampai berakhirnya fenomena tersebut, dapat disaksikan secara langsung.

Sehingga hal tersebut yang menyebabkan kombinasi langka, yang mungkin terjadi hanya sekitar 3,1 persen di abad ke-21.

Data dari NASA menunjukkan bahwa dalam 5.000 tahun antara 2000 SM hingga 3000 M, hanya 4,8 persen gerhana matahari yang telah atau akan menjadi gerhana hibrida.

Tentu saja hal tersebut fenomena yang amat jarang terjadi, karena sudut bayangan bulan pada permukaan melengkung Bumi dan bagaimana ketika bulan lebih jauh dari Bumi, gerhana dapat muncul berbentuk lingkaran di beberapa titik di jalurnya, dan total di titik lainnya.

Menurut Space.com, Area gerhana matahari total terjadi di tengah jalur bayangan, karena area permukaan bumi itu sedikit lebih dekat ke bulan.

Pada gerhana matahari yang terjadi hari ini, kamis, 20 April 2023, diawali di langit Samudera Pasifik dengan munculnya gerhana matahari sebagian.

Lalu bertransisi menjadi gerhana matahari total di langit Australia Utara, dan kembali bertransisi menjadi gerhana matahari sebagian di langit Pasifik Selatan.***

Editor: Burhan SM

Sumber: Newsweek


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x