Upaya dari Presiden Jokowi Terhadap Isu Myanmar di KTT Ke-42 ASEAN, Begini Respon Negara Anggota Lainnya

11 Mei 2023, 13:29 WIB
Presiden Joko Widodo pimpin rapat di hari kedua KTT ASEAN Ke 42 Labuan Bajo /YouTube Sekretariat Kabinet RI/

GOWAPOS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan upaya dari pemerintah Indonesia terhadap permasalahan yang terjadi di negara Myanmar, pada KTT ASEAN 2023.

Ruang rapat dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-42 ASEAN di Indonesia berlangsung serius saat membahas isu Myanmar yang berpotensi mengganggu percepatan pembangunan negara-negara Asia Tenggara.

Percepatan pembangunan tetap berjalan

Presiden RI Jokowi meminta agar setiap pimpinan negara anggota ASEAN untuk tidak menjadikan masalah itu sebagai penghambat pembangunan yang dicita-citakan segenap negara.

Baca Juga: JATAMNAS dan WALHI Ungkap Krisis Lingkungan di Lokasi KTT Ke-42 ASEAN di Indonesia, Ini Fakta yang Ditemukan

“Saya ingin sampaikan dan pastikan bahwa isu Myanmar tidak boleh menghambat percepatan pembangunan komunitas ASEAN,” kata Presiden Jokowi, dikutip dari laman ANTARA.

Pemerintah Indonesia saat ini tengah mengupayakan untuk tetap melanjutkan dialog bersama para pemangku kepentingan di Myanmar. Upaya itu juga mendapat dukungan penuh dari negara-negara ASEAN.

Upaya terhadap isu Myanmar

Pernyataan itu juga dimaksud Presiden Jokowi sebagai respon dari penyerangan yang baru-baru ini dialami Pusat Koordinasi ASEAN di bidang Bantuan Kemanusiaan dan Penanggulangan Bencana (AHA Centre) dan kelompok pemantau ASEAN di Myanmar.

Baca Juga: Persiapan KTT ASEAN Indonesia Diganggu Isu Kerusakan Lingkungan, Warga: Kami Tidak Diberi Ruang Bersuara

Negara anggota ASEAN menyatakan dukungannya terhadap imbauan Kepaka negara Indonesia melalui rilis resmi.

“Kami mendukung setiap upaya Ketua ASEAN, termasuk upaya Indonesia untuk melanjutkan keterlibatan para pemangku kepentingan di Myanmar dan meneruskan kemajuan implementasi konsensus lima poin,” tulis pernyataan ASEAN.

Presiden Jokowi menegaskan bahwa Indonesia dan ASEAN tetap bertekad untuk menyerukan penghentian kekerasan di Myanmar, pasca penyerangan terhadap AHA Centre dan tim pemantau ASEAN.

Situasi di Myanmar telah memburuk sejak tahun 2021, ketika pasukan militer nasional menjatuhkan pemerintahan terpilih yang dipimpin seorang pemenang Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi, secara paksa.***

Editor: Andi Novriansyah Saputra

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler