Network
GOWAPOS - Salah satu warga dari t, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyampaikan tuntutan warga lain atas penyelenggaraan KTT ASEAN di Indonesia.
Gegap gempita persiapan menuju Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-42 di Indonesia, tampaknya diganggu sederet masalah krusial di tengah masyarakat. Hal itu disampaikan oleh salah satu warga dari Desa Wae Sano, pada Diskusi Publik oleh Jaringan Advokasi Tambang Nasional (Jatamnas), Selasa, 09 Mei 2023 sore.
Tidak diberi ruang bersuara
Menurut warga yang tidak disebutkan identitasnya itu mengaku selama proses pembangunan hingga sekarang belum ada ittikad baik pemerintah untuk memberi ruang kepada masyarakat lokal menyampaikan aspirasi mereka terkait dampak negatif akibat persiapan acara besar se-Asia Tenggara tersebut.
Baca Juga: SEA Games 2023: Timnas Tenis Putri Sumbang Medali Emas Usai Tumbangkan Unggulan Pertama
"Saya sebagai masyarakat lokal di Manggarai Barat, sebenarnya saya turut merasakan ketika ruang untuk masyarakat untuk didengarkan di momen yang penting ini tidak dibuka. Itu berarti ada ketakutan bahwa pemerintah akan dibuka semua oleh masalah=masalah yang hadapi oleh masyarakat ketika itu dalam momen yang sangat besar ini," katanya.
Bagi masyarakat Wae Sano, dibukanya ruang untuk menyampaikan aspirasi atau pendapat kepada pihak penyelenggara sangatlah penting. Mereka tentu bisa memberikan banyak masukan dan saran kepada pemerintah untuk bagaimana baiknya persiapan itu tidak menimbulkan dampak buruk terhadap rakyatnya.
Warga dari Wae Sano juga menambahkan bahwa masalah yang paling dirasakan oleh masyarakat lokal yaitu dampak buruk terhadap lingkungan. Salah satu pemicunya adalah proyek investasi Geothermal (panas bumi) di Manggarai Barat.
