Bank Indonesia: Inflasi Sulawesi Selatan Mei 2022 Tercatat 0,28 Persen, Berikut Penyumbang Tertinggi

- 4 Juni 2022, 05:55 WIB
Ilustrasi inflasi/
Ilustrasi inflasi/ /Pixabay/Tumisu


GOWAPOS — Pada Mei 2022, secara bulanan, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami inflasi sebesar 0,28% (mtm) atau lebih rendah dibandingkan inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 1,21% (mtm).

Sementara itu, secara spasial, dari 5 kota IHK (Bulukumba, Makassar, Palopo, Pare-pare, dan Watampone) di Sulsel, inflasi bulanan tertinggi dialami oleh Kota Pare-pare sebesar 1,88% (mtm), sedangkan inflasi bulanan terendah dialami oleh Kota Makassar yaitu sebesar 0,13% (mtm).

Secara tahun kalender, inflasi Sulsel tercatat sebesar 2,58% (ytd) atau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,29% (ytd). Sementara itu, secara tahunan, Sulsel mengalami inflasi sebesar 3,33% (yoy), lebih rendah dibandingkan inflasi Nasional sebesar 3,55% (yoy) dan berada dalam sasaran inflasi nasional tahun 2022 yaitu 3,0±1%.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, Causa Iman Karana mengatakan, Inflasi bulanan di Sulsel utamanya disumbang oleh Kelompok Transportasi; dan Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga dengan inflasi masing-masing sebesar 1,99% dan 0,52% (mtm).

Baca Juga: Rutin Konsumsi Teh Hitam Mampu Turunkan Kolesterol dan Membuat Jantung Sehat, Kamu Wajib Coba

“Inflasi kelompok Transportasi memiliki andil sebesar 0,23%, terutama didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara akibat meningkatnya permintaan seiring pelonggaran pembatasan perjalanan masyarakat pada momen cuti bersama Hari Raya Idul Fitri,” katanya dalam keterangan tertulis.

Sumbangan inflasi kelompok Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga terutama berasal dari kenaikan tarif air minum PAM. Di sisi lain, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau mengalami deflasi sebesar -0,23% (mtm), terutama disebabkan oleh menurunnya harga cabai rawit, cabai merah, bayam, dan tomat, seiring pasokan yang tetap terjaga.

Hari Raya Idul Fitri yang dirayakan pada bulan Mei 2022 turut mempengaruhi realisasi inflasi di Sulsel. Secara umum, peningkatan konsumsi masyarakat selama periode Hari Raya Idul Fitri mendorong terjadinya kenaikan harga komoditas.

Meskipun demikian, realisasi inflasi Sulsel tetap berada pada level yang terkendali. Hal ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel dalam menjaga stabilitas harga.

Bank Indonesia bersama dengan TPID di wilayah Sulsel berkomitmen untuk terus bersinergi menjaga stabilitas harga melalui strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif) dan penguatan kerja sama antar daerah.

Editor: Sutriani Nasiruddin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x