Network
GOWAPOS - Naik Haji di Gunung Bawakaraeng kini sudah menjadi tradisi bagi masyarakat, khususnya bagi sekelompok masyarakat yang ada di daerah Sulawesi Selatan (Sulsel).
Hal tersebut diungkapkan melalui unggahan dan caption video, Instagram @mksinfo.official dan @makassar_iinfo, 7 Oktober 2023.
Baca Juga: Kronologi Pendaki GUNUNG BAWAKARAENG Meninggal di Dalam Tenda, Diduga Korban Alami Hipotermia
"Tradisi ‘Naik Haji' di Gunung Bawakaraeng. Gunung Bawakaraeng di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), selalu menjadi tujuan penganut ritual mistik menjelang perayaan Idul Adha," tulis akun Instagram @mksinfo.official.
"Ritual ini dikenal sebagai Haji Bawakaraeng, sebuah praktik yang diwariskan dari generasi ke generasi di masyarakat lokal. Meskipun ritual ini tidak memiliki akar dalam ajaran Islam, setiap tahunnya, ribuan orang berkumpul untuk melakukan perjalanan menuju puncak Gunung Bawakaraeng yang menjulang tinggi hingga 2883 meter di atas permukaan laut," tambahnya.
Juga disebut, jika tradisi ataupun ritual Haji Bawakaraeng tersebut, itu telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Sulawesi Selatan, dan bukanlah sesuatu yang baru.
Baca Juga: Pesona LEMBAH LOHE dan DANAU TANRALILI di Kaki Gunung Bawakaraeng, Lokasi Favorit untuk Berkemah
"Para penganut ritual datang dari berbagai daerah kabupaten di Sulawesi Selatan, membawa sesajian seperti beras ketan, telur, ayam, dan kambing untuk ritual keselamatan," ungkapnya.
Postingan tersebut, menyusul dengan hilangnya seorang Pria lanjut usia (Lansia) bernama Bahri (61) dikabarkan, sudah sebulan lamanya menghilang.
Usai Bahri, diduga menjalani ritual 'berhaji’ di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, Sulsel. Padahal, semestinya hanya dijalani selama satu hari.
“Kami sudah periksa istrinya. Yang disampaikan istrinya seperti itu (berhaji Bawakaraeng)," kata Kapolres Sinjai AKBP Fery Nur Abdulah.
Diketahui, Bahri hilang secara misterius usai diduga menjalani ritual di Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa.
Bahri mendaki ke Gunung Bawakaraeng via jalur Tassosso, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai pada Rabu 30 Agustus 2023.
Baca Juga: Update Korban Bawakaraeng, Jenazah Rian Ditinggal Rekannya di Pos 7, dan Hanya Ditutupi Jaket
Bahri berangkat bersama 15 rekannya yang sudah pulang lebih dulu. Dalam perjalanannya, Bahri turut membawa serta seorang dukun.
"Lima orang sebagai kurir yang bawa kambing, ada seorang dukun, dan 10 orang lainnya yang punya niatan," terang Kapolres Sinjai AKBP Fery Nur Abdulah, Kamis 14 September 2023.
Fery menyebut mereka membawa kambing untuk digunakan sebagai sesajian. Hewan itu rencananya dilepas begitu tiba di puncak Gunung Bawakaraeng.
Baca Juga: Cara Mudah Melihat Kodham Pendamping Diri Sendiri Tanpa Puasa atau Melakukan Ritual Tertentu
"Berdasarkan cerita yang diterima, orang yang punya niatan tertentu bawa sesajen kambing. Bahwa mereka itu niatannya untuk melepas kambing, dan melempar uang koin," jelas Fery.
Fery menjelaskan, ritual tersebut merupakan kepercayaan orang-orang tertentu. Ritual semestinya hanya dijalani selama satu hari, namun Bahri terpisah dari rombongan di pos 10.
"Ini merupakan kepercayaan orang-orang tertentu untuk melakukan hal tersebut (haji Bawakaraeng),” katanya.
"Sebetulnya hanya satu hari proses berhaji. Karena prosesinya itu mulai dari pos 10 sampai pos 13, hanya saja Pak Bahri terpisah dari rombongan di pos 10 hingga belum ditemukan sampai sekarang," tuturnya.***
