Kisah Nyata Warsini, Tukang Bubur Naik Haji yang Rutin Jalankan Program Jumat Berkah

17 Juli 2022, 10:25 WIB
Warsini, jemaah haji Indonesia asal Balikpapan /Kemenag/

GOWAPOS - Tukang bubur naik haji tidak sekedar kisah fiktif dalam sinetron. Warsini, jemaah haji asal Balikpapan membuktikannya.

Dulu, sinetron Tukang Bubur Naik Haji sangat populer hingga mencapai ribuan episode.

Berkisah tentang sosok bernama Sulam yang bekerja sebagai penjual bubur ayam keliling. Ia berhasil naik haji berkat kerja keras dan kebiasaannya menabung.

Cerita tersebut pun nyata dialami oleh Warsini yang berhasil ke tanah suci diusianya yang 60 tahun.

Baca Juga: Menteri Agama Harap Kuota Haji Indonesia Naik di 2023 dan Tambahan Kuota Untuk Usia Lanjut

Sejak muda ia merantau dari Kediri, Jawa Timur ke Balikpapan. Keputusan ia untuk berjualan bubur dimulai ketika suaminya berhenti sebagai karyawan perusahaan.

Saat itu anak-anaknya masih kecil. Ia pun akhirnya berjualan bubur kacang ijo, bubur ketan item dan bubur sumsum. Suaminya juga ikut membantu.

Cita-cita Warsini ingin naik haji rupanya telah ada sejak ia muda. Olehnya, bertahun-tahun ia menyisihkan penghasilannya untuk ditabung.

“Penghasilan dari jualan bubur tak tentu, tapi setiap harinya saya sisihkan untuk nabung pergi haji, cita-cita saya sejak muda, pergi haji. Lama nabungnya, tapi saya tetap sabar,” ujar Warsini dikutip dari laman web kemenag, saat ditemui disela pelepasan jemaah pertama pulang ke Tanah Air, Kamis 15 Juli.

Baca Juga: Atalia Praratya Bakal Tunaikan Ibadah Haji Bersama Zara dan Suami, Khusus Ridwan Kamil Lakukan Haji Badal Eril

Ibu tiga anak ini juga menjalankan program Jumat berkah sejak memulai usaha jualan buburnya. Jika di hari-hari biasa harga setiap porsi buburnya Rp7.000 maka setiap Jumat menjadi Rp5.000.

Selain itu, ia juga menggratiskan buburnya bagi orang yang ingin makan bubur tapi tidak punya uang.

“Saya cari berkahnya dengan menurunkan harga jualan saya. Saya juga sering memberi bubur gratis pada yang mau bubur tapi ngga punya uang, saya kasih, saya ikhlas sekali, yang saya cari kan tabungan nanti di akhirat, yang penting ikhlas, itu kuncinya,” katanya.

Ia bercerita bahwa di hari Jumat ia terkadang mendapat pesanan bubur dari perusahaan-perusahaan yang berada di sekitar tempat ia jualan.

“Perusahaan tahu Jumat berkah itu, sehingga banyak pesan untuk karyawannya, jumlahnya ngga tentu, 50-100 porsi. Alhamdulillah senang, disyukurin saja,” kata Warsini yang ketiga anaknya melanjutkan pendidikannya hingga perguruan tinggi.

Selama melaksanakan rangkaian ibadah haji, ia merasa dimudahkan dan semuanya berjalan lancar.

Saat pertama kali melihat Kabbah, ia yang harus menanti selama 12 tahun untuk berangkat mengaku bahagia, haru, sedih dan bersyukur.

“Sedih, senang, bersyukur, ya Allah. Doa saya, hanya minta sehat, minta rezeki yang berkah, dan minta ke sini lagi sama anak, cucu, menantu, doa saya begitu saja, sama dengan doa yang dipanjatkan saat di Arafah,” katanya.***

Editor: Burhan SM

Tags

Terkini

Terpopuler