Satu Tahun Pasca Invasi Pasukan Militer Rusia ke Ukraina, PBB Serukan Jalan Perdamaian

- 24 Februari 2023, 13:45 WIB
Pertarungan ideologis AS dan sekutunya dengan Uni Soviet memang telah lama berakhir yang ditandai dengan runtuhnya Blok Komunis. Namun, berakhirnya perang dingin itu tak serta-merta meredakan rivalitas AS dan Rusia
Pertarungan ideologis AS dan sekutunya dengan Uni Soviet memang telah lama berakhir yang ditandai dengan runtuhnya Blok Komunis. Namun, berakhirnya perang dingin itu tak serta-merta meredakan rivalitas AS dan Rusia /Freepik

GOWAPOS - Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyatakan dengan suara bulat agar Rusia dan Ukraina menempuh jalan perdamaian.

Satu tahun sudah sejak dimulainya invasi oleh pasukan militer Rusia ke negara tetangganya Ukraina, pada 24 Februari 2022 lalu. Untuk menghindari dampak buruk yang lebih serius dan menstabilkan lagi ekonomi global, PBB telah milih dengan suara bulat agar Rusia menarik pasukan militernya tanpa syarat dari negara Ukraina.

 

Hasil perundingan

Negara-negara pendukung seruan itu juga mendorong terciptamnya perdamaian yang komprehensif, adi dan abadi antar kedua negara. Hasil dari perundingan malam menjelang satu tahun invasi itu menunjukkan adanya 141 negara anggota yang mendukung, serta 32 negara abstain termasuk China.

Baca Juga: Sinopsis Film MISSING Tayang di Bioskop, Cari Jejak Keberadaan Sang Ibu Lewat Internet

Pihak Rusia sejak awal sudah bersuara keras agar mereka tidak menjadi pihak yang disudutkan. Justru telah menyalahkan sepenuhnya kepada barat, karena tetap menyumbangkan senjata perang ke wilayah mereka. Begitupun dengan ancaman krisis kelaparan, mereka menuduh barat adalah pihak yang harusnya bertanggungjawab.

Negara-negara pendukung Ukraina sudah mendorong pemerintahan Volodymyr Zelenskiy untuk segera melakukan pertemuan dialog dengan sekutu. Tujuannya untuk memaksimalkan konsultasi dan resolusi dari PBB.

Pihak barat juga berharap ada tindakan dari Ukraina untuk membawa pemimpin Rusia ke pengadilan khusus, sebab memancing adanya tindakan kejahatan perang. Tapi ada pula pihak tidak setuju akan hal itu. Cara membawa pemimpin Rusia ke jalur hukum dapat berakibat pada sulitnya kesepakatan perdamaian antar keduanya.

 

Klaim berbeda

Baca Juga: Ingin Punya Mobil Listrik Sendiri? Perhatikan Kelebihan dan Kekurangannya Berikut Ini

Hasil dari PBB agar pasukan Rusia mundur secara paksa dari wilayah sengketa juga direspon oleh Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba.

“Dengan memberikan suara mendukung resolusi majelis umum PBB. 141 negara anggota PBB memperjelas bahwa Rusia harus mengakhiri agresi ilegalnya. Integritas teritorial Ukraina harus dipulihkan. Satu tahun setelah Rusia menyerang dengan pasukan penuh, dukungan global untuk Ukraina terus menguat,” katanya, dikutip dari laman The Guardians.

 

Respon berbeda ditunjukkan oleh pihak negara abstain yaitu China. Dai Bing selaku Deputi China menyalahkan keputusan PBB dapat memperburuk situasi. Apalagi ada informasi terpercaya diperoleh oleh pihak mereka bahwa negara barat sedang menyulut api untuk mempersenjatai Ukraina.

Dai Bing juga menyinggung tujuan penting dari prinsip Piagam PBB yang seharusnya menjadi rujukan dalam menentukan sikap global.

“Satu tahun memasuki krisis Ukraina, konflik terus berlanjut dan berkembang dengan skala besar. Efek limpahan logistik semakin intensif. Kami khawatir akan hal itu. Posisi China tetap konsisten dan jelas. Kedaulatan semua negara dan daerah teritorial harus dihormati. Penting untuk kembali mengacu pada tujuan prinsip Piagam PBB. Keamanan semua negara harus dilindungi secara serius,” ujar Dai Bing.***

Editor: Andi Novriansyah Saputra

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x