Nasihat Ustadz Firanda Agar Terhindar dari Kedengkian Hati, Salah Satu Perbuatan Iblis yang Tercela

11 Desember 2022, 05:46 WIB
Ilustrasi, sakit hati yaitu dengki disebabkan karena berbisik-bisik dan bersenda gurau berlebihan. /PIXABAY/HolgersFotografie

GOWAPOS - Nasihat penting agar terhindar dari kedengkian hati, dijelaskan oleh Ustadz Firanda Andirja sesuai tuntunan Islam.

Perasaan dengki atau hasad dalam diri seseorang merupakan hal yang lumrah. Apabila melihat orang lain meraih apa yang diidam-idamkannya, biasanya timbul rasa dengki dalam hati.

Tampaknya kedengkian itu tergantung pada yang merasakan, apakah ia tampilkan dengan cara mengumpat atau hanya sekedar merasa iri dan dipendam saja.

Akan tetapi pada dasarnya sikap hasad itu adalah suatu sifat yang tercela, bahkan merupakan salah satu yang dimiliki oleh makhluk iblis.

Baca Juga: 5 Tips Jualan Online Bagi Pemula, Dapat Penghasilan Tambahan dari Media Digital

Ustadz Firanda Andirja memberikan beberapa nasihat religi agar umat Islam terhindar dari dampak buruk perilaku hasad atau kedengkian hati.

"Seorang muslim harus sadar bahwasanya ini (sifat dengki) adalah sifat iblis, yang pertama kali hasad di alam semesta ini adalah iblis," kata Ustadz Firanda Andirja, dilansir dari kanal YouTube Taman Surga.

Rasa dengki menurut Ustadz Firanda biasanya muncul karena adanya sikap protes pada keadaan.

Seolah-olah orang itu protes terhadap ketetapan Allah Subhanahu Wa Ta'aala yang memberikan kemuliaan pada orang lain.

Baca Juga: Piala Dunia 2022: Gol Olivier Giroud Antar Les Bleus Tantang Maroko di Semi Final

Maka bagi yang merasakan hal demikian disarankan untuk segera berdoa memohon perlindungan Allah.

"Di antara hal yang paling membuat kita bisa menghindarkan diri dari hasad setelah berdoa kepada Allah, yaitu kita tahu orang yang hasad adalah orang yang zalim, tapi yang pertama kali ia zalimi adalah dirinya sendiri," tutur Ustadz Firanda Andirja.

Dari pandangan Ustadz Firanda, orang yang semakin dengki pada orang lain hanya akan membuatnya semakin menzalimi diri sendiri, sebab menekan dan menghakimi dirinya atas apa yang sudah diperjuangkan selama ini.

Sikap hasad juga tidak akan mengubah situasi, sehingga perbuatan itu dinilai tercela dan hanya membuang waktu secara percuma.

"Anda hasad sama orang yang pintar, terus setelah anda hasad dia jadi bahlul ente jadi pintar? nggak juga. Dia tetap pintar, ente tetap bahlul. Jadi hasad tidak merubah apapun. Paling mengerikan ada dalam satu hadits, walaupun dhoif (lemah) tapi maknanya benar menurut para Ulama, Sesungguhnya hasad itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu," kata Ustadz Firanda Andirja.***

Editor: Andi Novriansyah Saputra

Sumber: YouTube Taman Surga

Tags

Terkini

Terpopuler