2. Menyerahkan kepemimpinan pada istri dalam keseharian.
Bahkan, dalam kehidupan sebuah masyarakat muslim sekalipun, terkadang masih ditemui kendali kepemimpinan rumah tangga diserahkan kepada seorang istri, seperti halnya istri memilih untuk bekerja demi menafkahi perekonomian keluarga, namun hal ini tentu tidak bisa menjadi alasan bagi suami untuk menyerahkan tampuk kepemimpinan rumah tangga dalam hal mencari nafkah, terlebih lagi Jika suami malah memilih bersantai dan membiarkan istri yang bekerja.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pernah bersabda tentang satu janji bahwa, tidak akan beruntung suatu kelompok jika kepemimpinannya diserahkan kepada seorang wanita.
Dari Abu bakrah r.a, ia berkata, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda " Tidak akan beruntung suatu kaum yang dipimpin oleh seorang wanita,"
hadis riwayat Ahmad, Bukhori, Tirmidzi dan Nasa'i.
3. Meluapkan emosi pada istri
Sejatinya istri adalah partner yang bisa menjadi tempat berbagi tentang semua masalah yang dihadapi bukan sebaliknya, malah diajak berselisih demi meluapkan semua emosi atau marah. Meluapkan emosi kepada istri bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Seorang sahabat berkata kepada Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, " Ya Rasulullah berpesan lah kepadaku, Nabi Shallallahu salam berpesan jangan suka marah.
Sahabat itu bertanya berulang kali dan Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam tetap berulangkali berpesan jangan suka marah," hadits riwayat bukhari.
Betapa penting akhlak seorang suami untuk menahan emosinya agar tidak diluapkan kepada istrinya dan betapa hancur hati seorang istri jika suaminya tiba-tiba meluapkan emosinya tanpa mau menjelaskan terlebih dahulu apa yang menjadi sebab Ia marah-marah kepada istrinya.
4. Pelit pada istri