GOWAPOS – Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menganjurkan dzikir dan doa ketika ditimpa musibah.
Kebanyakan di antara umat manusia berkeluh kesah dan merasa pasrah saat ia ditimpa musibah.
Apalagi jika musibah yang ditimpa berupa terkurasnya harta, maka timbulah rasa menyalahkan diri sendiri dan keadaan.
Sedikit dari mereka yang merasa bersyukur serta menyerahkan setiap perkara kepada Allah Subhanahu wa Ta’aala.
Baca Juga: Ahmad Khozinudin Ungkap Alasan Cabut Gugatan Ijazah Palsu Jokowi, Akui Kliennya Keliru
Padahal Allah memerintahkan agar setiap hamba-Nya yang ditimpa musibah untuk terus melantunkan doa sambil mengingat-Nya.
Terjemahan Surah Ar-Ra’d ayat 28:
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka tenang dengan mengingat Allah, ketahuilah bahwa mengingat Allah hati menjadi tenang”.
Maka dari itu penting bagi umat Islam untuk terus memanjatkan dzikir dan doa kepada Allah, terutama saat ditimpa musibah.
Dalam berbagai hadits, Nabi Muhammad juga menyampaikan tentang waktu-waktu terbaik untuk memohon pertolongan dari Allah.
Seperti pada hari Jumat, waktu sepertiga malam, antara adzan dan iqamah, saat berpuasa, shalat, haji, umrah, atau dalam keadaan terzalimi.
Nabi Muhammad mengajarkan sebuah dzikir atau doa bagi mereka yang merasa kesusahan karena tertimpa musibah.
Beliau bersabda:
“Laa ila ha illallahul adziimul haliim. Laa ilaha illallah robbul arsyil adziim. Laa ilaha illallah robbussamawaati wa robbul ardi wa robbul arsyil kariim”.
Terjemahan:
“Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’aala. Yang Maha Agung lagi Maya Penyantun. Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’aala. Pemilik dan Penguasa Arsy’ yang agung. Tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’aala Pemilik dan Penguasa langit, bumi dan Arsy yang mulia.
Intinya, berdzikir dan berdoa, memahami artinya dan melaksanakan apa yang menjadi konsekuensinya adalah upaya yang diajarkan agama Islam untuk mengusir kegelisahan akibat rasa sulit yang dialami.***