Menurut pengajar filsafat itu kasus yang menimpa Haris Azhar terbilang menarik, karena publik akan disuguhkan dengan masalah dari ruang media sosial yang berujung di ruang pengadilan. Sekaligus dapat menjadi edukasi tentang bagaimana seharusnya kritik di ruang publik.
"Ini cuman soal data, analisis, dan mungkin ketersinggungan dari pihak di luar pak LBP dan pak Haris, juga Fatia. Kita ikuti itu, pak Luhut akan datang, pak Haris memastikan akan datang di situ, dan ini akan rapi. Karena akan banyak komentar dan analisa akan dibuat justru memperlihatkan suatu percakapan yang bersifar politik di ruang media sosial akhirnya masuk ruang sidang," ujar Rocky Gerung.
Silang adu data diprediksi Rocky akan tersaji dalam pertemuan kubu Haris Azhar dan Luhut Binsar Pandjaitan. Keduanya bisa saling membela diri sendiri jika punya data yang kuat dan dapat dipercaya untuk membuka realita permainan bisnis tambang di Papua.
Termasuk data yang disuguhkan oleh pihak Haris Azhar, bagi Rocky Gerung juga sudah melalui riset dan metodologis serius sehingga informasi itu dipaparkan langsung kepada publik.
"Kalau kecurigaan akademik itu berwujud pada upaya untuk membongkar semacam yang biasa kita sebut koordinasi antara pengusaha dan negara dalam sistem bisnis kita, itu pasti harus dialkukan secara sempurna. Ini masalahnya, buka-bukaan itu bisa buka-bukaan total," katanya.