Misteri Pembunuhan Pasutri di Tulungagung Ada Kejanggalan: Anak Korban Minta Bantuan Hotman Paris

- 13 Juli 2023, 08:42 WIB
Gustama (kanan) dan adiknya
Gustama (kanan) dan adiknya /Tangkapan layar Instagram/@hotmanparisofficial/

GOWAPOS - Gustama, seorang anak yang kehilangan orangtuanya dalam pembunuhan brutal pasangan suami istri di Ngantru, Tulungagung pada 28 Juni 2023 lalu, merasa ada kejanggalan dalam kejadian tersebut. TS (pria) dan NNR (istri TS) tewas tragis di sebuah ruang karaoke setelah diserang oleh G, yang ternyata adalah kenalan TS.

Gustama telah memutuskan untuk mencari bantuan dari pengacara terkenal, Hotman Paris. Pemuda ini merasa bahwa ada pihak lain di balik pembunuhan tragis orangtuanya di rumah mereka di Ngantru, Tulungagung.

Gustama merasa curiga setelah pelaku ditangkap dan diperiksa oleh polisi dari Polres Tulungagung. Motif yang dikemukakan oleh pelaku untuk membunuh orangtuanya tidak dapat diterima oleh Gustama dan keluarganya.

"Dalam hal ini, kami merasa ada dalang yang memerintahkan pelaku. Kami berharap agar identitas dalang dan motif di balik pembunuhan ini terungkap. Kami sangat berharap agar Bapak Hotman Paris dan tim Hotman Paris 911 dapat membantu kami dalam mengungkap kasus ini," ujar Gustama dalam sebuah video.

Dalam konferensi pers, polisi mengungkapkan bahwa pelaku membunuh kedua korban karena TS tidak memenuhi janji untuk membayar uang dari transaksi penjualan batu akik milik pelaku. G merasa kesal karena telah menunggu begitu lama, dan akhirnya mengambil tindakan tragis dengan merenggut nyawa korban.

Saat ini, Hotman Paris telah memberikan perhatian kepada kasus ini dan mengunggahnya di akun Instagram pribadinya. Warganet juga mulai meragukan motif pelaku yang dianggap terlalu sederhana untuk melakukan pembunuhan terhadap dua orang sekaligus.

Kronologi pembunuhan tersebut dijelaskan dalam konferensi pers yang diselenggarakan oleh Polres Tulungagung pada 6 Juli 2023 lalu. Pelaku diduga membunuh korbannya karena masalah hutang piutang. Korban diketahui telah membeli batu akik dan berjanji akan membayar Rp250 juta kepada pelaku.

"Motif pembunuhan ini adalah karena hutang penjualan batu akik bernama widuri yang bernilai ritual bagi tersangka. Korban berjanji untuk membeli batu akik tersebut dengan harga Rp250 juta, namun belum membayarnya sejak tahun 2021," ungkap polisi.

Saat pelaku menagih hutang, korban justru merespons dengan candaan, menyiratkan bahwa pelaku masih memiliki banyak uang. Hal ini membuat pelaku tersinggung, tetapi masih bisa menahan amarahnya.

Halaman:

Editor: Burhan SM

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah