Sejarah Berdirinya Balla Lompoa Bajeng, Sudah Beberapa Kali Berpindah Tempat

21 Juli 2022, 17:07 WIB
Balla Lompoa Bajeng /Tangkap Layar Youtube/Dr Muhammad Syukur M.Si/

GOWAPOS - Balla Lompoa Bajeng yang dulunya merupakan tempat tinggal Karaeng Loe ri Bajeng terletak di Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Bajeng adalah salah satu kecamatan yang cukup luas di wilayah Kabupaten Gowa. Terletak di sebelah utara Sungguminasa, Ibukota Kabupaten Gowa.

Sebuah wilayah yang mungkin sudah tidak seterkenal pada masa lampau. Beberapa ratus tahun yang lalu, Bajeng sangat berpengaruh di Nusantara.

Khususnya di Kerajaan Gowa yang sudah terkenal sampai ke Eropa. Karena, wilayah kekuasaan cukup luas yang merupakan otorita tersendiri sebagai kampung para tubarani di Gowa.

Baca Juga: GAYA HIDUP Sebabkan Penumpukan Lemak, Hindari KEBIASAAN BURUK Berikut Ini

Tubarani maksudnya adalah para ksatria Gowa yang dipimpin oleh Karaeng Loe ri Bajeng.

Di masa lalu Bajeng memiliki pasukan elit yang bernama pasukan patangpulo yang artinya pasukan empat puluh yang panglimanya bergelar Alipang Bajeng.

Karaeng Loe ri Bajeng sebagai pemimpin di wilayah tersebut memiliki tempat tinggal untuk keluarganya, yang disebut Balla Lompoa Bajeng.

Berdiri kokoh di atas tanah dengan luas kurang lebih 1 hektar, Balla Lompoa Bajeng adalah salah satu rumah di wilayah Kerajaan Gowa yang dibangun sekitar abad ke 13 dan dibangun pada masa kekuasaan Karaeng Loe Ri Bajeng.

Baca Juga: Jadi Penyebab Hipertensi? 5 Fakta Seputar Daging Kambing Ini Bikin Kamu Mikir Lagi

Balla Lompoa mempunyai bentuk seperti bangunan adat pada umumnya di Wilayah Gowa. Bangunan yang bisa dibilang hampir keseluruhan menggunakan bahan baku kayu.

Bahan baku kayu yang digunakan untuk membangun adalah kayu jati, konon kayu jati bisa bertahan ratusan tahun.

Dan terbukti sampai saat ini Balla Lompoa Bajeng masih berdiri kokoh dengan segudang sejarah yang telah lewatinya.

Dikarenakan sudah tidak ada lagi pemimpin di wilayah Bajeng, kini Balla Lompoa Bajeng hanya tinggal cerita dan dijadikan tempat mengadakan tradisi Gaukang Tu Bajeng.

Baca Juga: ANAK SAKTI yang Memiliki PAGAR DIRI, Kelak Dewasa Banyak Rezeki

Museum atau tempat penyimpanan barang antik, bekas dari masa lampau.

Di Balla Lompoa Bajeng setiap tahun diadakan upacara adat ritual Gaukang Tu Bajeng, sekaligus acara kemerdekaan pengibaran bendera merah putih.

Story yang sebenarnya cukup unik, karena semua orang tahu bahwa di Indonesia Merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.

Sedangkan di Bajeng 3 hari lebih dulu merdeka tepatnya 14 Agustus 1945. Artinya Bajeng lebih dulu merdeka dibandingkan dengan Jakarta yang diproklamasikan oleh Presiden Soekarno.

Melansir Youtube Channel @Mitologi Bumi Sulawesi, berdasarkan penuturan Haskar Dg. Sigollo, sekretaris Yayasan Balla Lompoa Bajeng, mengemukakan bahwa Balla Lompoa Bajeng sudah dipindahkan beberapa kali.

Pada tahun 1814, Balla Lompoa pertama kali didirikan di Pangranga sekitar Barasa' di Bungung Barania.

Akan tetapi pada waktu itu utusan kerajaan Gowa yang hendak menuju ke kerajaan selatan yakni Bantaeng atau Bulukumba harus turun dari kuda apabila lewat di Balla Lompoa.

Hal tersebut membuat pemangku adat Gowa dan Raja Gowa bernegoisasi supaya Balla Lompoa dipindahkan ke tempat yang tidak mengganggu perjalanan kerajaan Gowa ke selatan.

Balla Lompoa tersebut kemudian digeser ke tempat yang saat ini, kurang lebih 500 meter ke barat dari posisinya sekarang berdiri.

Kemudian pada tahun 1905 terjadi deklarasi singkat oleh Belanda yang diprakarsai oleh Alexander Kroesen, mengakibatkan pembakaran beberapa Balla Lompoa di Sulawesi Selatan, termasuk Balla Lompoa yang ada di Bajeng.

Pada saat peristiwa tersebut terjadi Gaukang masih sempat diselamatkan oleh Kaliorang Dg. Tonombong yang kemudian dibawa ke Kampung Bontokaddopepe'.

Sedangkan Dg. Mangka ayah dari Kaliorang Dg. Tinombong mengungsi ke Tallo dan diselamatkan oleh Raja Tallo pada saat itu.

Setelah peristiwa tersebut dan situasi kembali kondusif, akhirnya Kaliorang Dg. Tonombong membangun kembali Balla Lompoa pada tempatnya berdiri hingga saat ini yang dibantu 40 Anrong Tau.

40 Anrong Tau itu terdiri dari 4 Batang Banoa, 2 Gallarrang, 2 Daeng, 2 Punggawa, 17 Jannang dan 13 Anrong Guru.

"Iya, jadi, cuma disana tepatnya pada tahun 1905 terjadi deklarasi singkat, terjadi pembakaran beberapa Balla Lompoa di Sulawesi Selatan. Termasuk Gowa pernah di bakar, termasuk juga disini. 1905, terjadi deklarasi singkat oleh Belanda, Alexander Kroesen" Ucap Haskar Dg. Sigollo.

Demikianlah sejarah berdirinya Balla Lompoa Bajeng, semoga bisa menambah wawasan kita semua.***

Editor: Burhan SM

Tags

Terkini

Terpopuler