Dicontohkan Erick, kalau daam pemilihan Exco PSSI disebutkan minimal satu perempuan, padahal dalam peraturan dunia internasional dalam kepengurusan olahraga minimal 30 persen.
Karena itulah, ada yang harus diperbaiki bukan persoalan salah dan benar. Karena aturan dibuat oleh manusia juga sehingga harus beradaptasi dengan perubahan.
"Kita sebagai manusia harus beradaptasi dengan perubahan, artinya ada harus ada yang kita perbaiki, bukan mencari salah dan benar,"tegasnya.
Karena itulah, Erick akan mengusulkan keterwakilan perempuan dalam olahraga sepakbola, paling tidak 20-25 persen dan bukan hanya satu orang.
Begitupun dengan wasit perempuan, akan diusahakan juga ada dalam perhelatan sepakbola di Indonesia.
"Wasit, kenapa kita tidak coba wasit perempuan, ada polisi perempuan, TNI perempuan, kenapa wasit tidak ada?,"tanya Erick.
Sesuai dengan pengalamannya, Erick mengaku ketika mendorong kepemimpinan perempuan terjadi perempuan yang signifikan. Karena itulah, dalam tubuh PSSI perempuan akan dimasukkan dalam kepengurusan nantinya. ***