GOWAPOS - Film Barbie dilarang tayang di Vietnam dengan alasan geopolitik yang kontroversial, pihak studio Warner Bros menjelaskan gambaran masalah itu dalam salah satu segmen.
Tim studio yang menggarap film Barbie, Warner Bros telah mengeluarkan alasan adanya pihak yang melarang penayangan karya mereka di Vietnam. Pemicu utamanya yaitu adanya gambar krayon yang membentuk garis putus-putus di dalam salah satu segmennya.
Dugaan Laut China Selatan
Salah satu pihak dari Vietnam kemudian menyebut gambar tersebut mirip dengan ilustrasi peta Laut China Selatan yang disengketakan. Tidak hanya di Vietnam, negara tetangga Filipina juga keberakatan dengan gambar sembilan garis putus-putus itu.
Baca Juga: Sinopsis Film BARBIE THE MOVIE Segera Tayang di Bioskop: Suasana Hidup Penuh Cerita di Dunia Boneka
Sebagai informasi, gambar sembilan garis putus-putus sudah dikenal luas oleh pemerintahan setiap negara yang turut dalam sengketa Laut China Selatan sebagai klaim China atas sebagian besar lokasi tersebut.
Demarkasi itu sudah ditentang oleh Vietnam dan negara-negara Asia Tenggara sejak lama. Tapi kritik mereka justru ditolak oleh pihak pengadlan internasional di Den Haag pada tahun 2016.
Klarifikasi Warner Bros
Warner Bros kemudian memberikan klarifikasi atas dugaan tanda yang ditafsirkan sebagai lokasi sengketa. Mereka menganggap gambar itu tidak mempunyai arti untuk menggambarkan perihal apapun.
"Peta di Barbie Land adalah gambar krayon yang aneh seperti anak kecil. Doodle menggambarkan perjalanan imajinasi Barbie dari Negeri Barbie ke dunia nyata. Itu tidak dimaksudkan untuk membuat pernyataan apa pun," tulis pernyataan dari studio Warner Bros, dikutip dari laman The Guardian.
Film Barbie dijadwalkan rilis di Vietnam pada 21 Juli 2023. Namun menurut media lokal, pemutarannya akan dihentikan dan poster yang mengiklankan film itu sudah dihapus dari situs dan papan reklame seluruh bioskop.
Beberapa anggota legislatif di Filipina telah menyerukan agar film Barbie terbaru dilarang, dengan alasan dugaan peta Laut China Selatan. Karena masalah geopolitik itu, akhirnya media Filipina tengah mempertimbangkan untuk membuat sebuah keputusan akhir terkait nasib pemutarannya.
"Film Barbie adalah fiksi, begitu juga dengan sembilan garis putus-putus. Setidaknya bioskop kita harus menyertakan penafian eksplisit bahwa sembilan garis putus-putus adalah imajinasi buatan China," kata salah satu anggota legislatif Filipina.***