Lembaga Kesehatan Eropa Catat 61 Ribu Angka Kematian Akibat Gelombang Panas Tahun Lalu, Bagaimana dengan 2023?

- 11 Juli 2023, 19:41 WIB
Waspada bahaya besar akibat gelombang panas siap menerjang, lahan pertanian akan menyusut, harga pangan melambung hingga harga beras akan lebih mahal hingga 50 persen
Waspada bahaya besar akibat gelombang panas siap menerjang, lahan pertanian akan menyusut, harga pangan melambung hingga harga beras akan lebih mahal hingga 50 persen /USDA/

GOWAPOS - Lembaga Kesehatan Eropa dan sejumlah penelitian terbaru mencatatkan dampak lebih parah pada musim panas 2023.

Sebanyak 61 ribu orang tercatat meninggal dunia akibat gelombang panas tahun 2022. Pada saat itu menurut penelitian para ahli, kesiapsiagaan panas dari berbagai negara gagal total. Lembaga Kesehatan Eropa mencatat angka kematian tersebut dari 35 negara Eropa dari akhir Mei sampai awal September 2022.

Dampak gelombang panas

Studi yang diterbitkan oleh jurnal Nature Medici, pada hari 10 Juli 2023 menemukan bahwa negara-negara mediterania seperti Yunani, Italia, Portugal, dan Spanyol mengalami tingkat kematian tertinggi.

Baca Juga: Lirik Lagu PONYTAIL DAN SHUSHU - JKT48 : Karya Nuansa Musim Panas Sambil Tunjukkan Gaya Rambut Unik

"Mediterania dipengaruhi oleh penggurunan, gelombang panas meningkat selama musim panas berlangsung," kata seorang Profesor di Institut Kesehatan Global Barcelona, dikutip dari laman Japan Times.

Pada saat musim panas, biasanya terjadi kebakaran hutan dan kekeringan hebat di negara-negara Eropa. Bahkan Portugal mencatat suhu puncak 47 derajat Celcius pada bulan Juli 2022, kini sudah naik 47,3 derajat Celcius Juli 2023.

Karena perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah mendorong kenaikan suhu, gelombang panas menjadi sering dan parah. Panas ekstrem dapat membunuh dan menyebabkan stroke panas atau memperparah penyakit pernapasan pada orang lanjut usia.

Halaman:

Editor: Andi Novriansyah Saputra

Sumber: Japan Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x