5 Wasiat Penting Untuk Pemuda, Diantaranya Rindu Bidadari Surga

- 7 Oktober 2021, 07:14 WIB
Ilustrasi seorang pemuda saat berdoa.
Ilustrasi seorang pemuda saat berdoa. /Unsplash/@masjidmpd

Namun jika dia sia-siakan, mungkin akan datang masanya di mana dia ingin bersujud, namun sudah tidak memiliki kemampuan karena melemahnya kekuatan, atau rasa sakit di sebagian badannya, sehingga tidak mampu lagi bersujud, dia tidak mampu lagi bersujud.

Wasiat Keempat

Ibnu Abi Dunya meriwayatkan dalam kita beliau, Sifatu al-Jannah, dari ar-Rabi ah bin Kultum, bahwasanya beliau berkata, "Al-Hasan melihat ke arah kami, yaitu para pemuda yang duduk di sekitarnya, beliau kemudian berkata, "Wahai para pemuda, apakah kalian tidak rindu bertemu al-Huru al-Ain (bidadari surga)?"

Ini adalah pengingat agar seseorang rindu dengan surga dan nikmatnya, karena jika hal ini ada dalam hati seorang pemuda, dengan izin Allah Subhanau wa Ta ala, akan menggerakkannya beramal untuk akhirat dan berusaha menggapainya.

Allah berfirman, "Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh, sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalas dengan baik." (QS. Al-Isra':19).

Wasiat Kelima

Ibnu Abi Dunya meriwayatkan dalam kitab beliau, Tulu al-Amali, dari Uqbah bin Abi Sahba, beliau berkata, "Aku mendengar al-Hasan berkata Wahai para pemuda, 'waspadalah terhadap menunda-nunda nanti aku lakukan, nanti aku lakukan."

Ini adalah penyakit para pemuda. Penyakit pada masa muda adalah ucapan "Nanti aku lakukan." Penyakit yang banyak membinasakan para pemuda adalah ucapan "Nanti aku akan taubat, akan menjaga salat, akan berbakti kepada orang tuaku."

Nanti, nanti, dan terus menunda, enggan melakukannya, tidak bersegera dan tidak memanfaatkan kesempatan, tapi terus menunda-nunda, setiap kali jiwanya mengajaknya untuk bertaubat, menjaga salat, berbakti kepada orang tua, atau amalan lainnya, penyakit ini datang menghampirinya, kemudian menunda, dia berkata, "Nanti, bulan depan, tahun depan, jika aku sudah berumur sekian."

Mereka tidak bisa memanfaatkan waktunya dan terus menunda, bahkan sebagian mereka menunda taubat, hingga umur tertentu dalam hidupnya, namun ajal terlebih dahulu datang, sebelum dia mencapai umur itu.***

Halaman:

Editor: Burhan SM

Sumber: Yufid.TV


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x