Para Ilmuwan Mengkonfirmasi Keberadaan Varian Baru Covid-19 Deltacron, Gabungan Mutasi Omicron dan Delta

13 Maret 2022, 19:36 WIB
Para Ilmuwan Mengkonfirmasi Keberadaan Varian Baru Covid-19 Deltacron, Gabungan Mutasi Omicron dan Delta /Geralt/Pixabay

GOWAPOS -- Para Ilmuwan mengkonfirmasi keberadaan varian baru Covid-19, varian ini merupakan penggabungan mutasi antara varian Omicron dan dan Delta.

Varian baru ini, untuk pertama kalinya kasus dilaporkan berasal dari Eropa dan AS.

Hal itu disampaikan oleh Live Science, yang telah mengutip makalah yang diunggah di medRxiv.

Di mana, makalah medRxiv ini melaporkan bahwa varian hibrida baru, yang secara tidak resmi dijuluki "Deltacron".

Baca Juga: Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti Tanggapi Isu Perpanjangan Jabatan Presiden

"Para ilmuwan mengatakan "tulang punggung" varian Deltacron berasal dari varian Delta, sedangkan protein lonjakannya--yang memungkinkan virus memasuki sel inang--berasal dari Omicron, menurut Live Science berdasarakan makalah medRxiv, dikutip Minggu 13 Maret 2022.

Lebih lanjut, keberadaan varian baru Covid-19 tersebut dikonfirmasi melalui pengurutan genom yang dilakukan oleh para ilmuwan di IHU Méditerranée Infection di Marseille, Prancis, dan telah terdeteksi di beberapa wilayah Prancis.

Kasus juga ditemukan di Denmark dan Belanda, menurut database internasional GISAID.

Secara terpisah, dua kasus telah diidentifikasi di AS oleh perusahaan riset genetika yang berbasis di California, Helix, menurut Reuters.

Baca Juga: Lirik Sountrack Sinetron SUAMI PENGGANTI ANTV Pura-Pura Lupa yang Dinyanyikan Mahen

The Guardian juga melaporkan, sekitar 30 kasus telah diidentifikasi di Inggris.

Varian hibrida muncul melalui proses yang disebut rekombinasi ketika dua varian virus menginfeksi pasien secara bersamaan, bertukar materi genetik untuk menciptakan varian baru.

"Kami telah mengetahui bahwa peristiwa rekombinan dapat terjadi, pada manusia atau hewan, dengan berbagai varian #SARSCoV2 yang beredar," tulis Dr. Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam tweet pada Selasa (8 Maret).***

Editor: Sutriani Nasiruddin

Tags

Terkini

Terpopuler