Penjelasan Pihak Rumah Sakit Terkait Viralnya Pemotongan Organ Tubuh Bayi di Jombang: Untuk Selamatkan Ibunya

2 Agustus 2022, 13:54 WIB
Kronologi Persalinan Bayi yang Kepala Dipotong di RSUD Jombang /Apriani Alva/JombangUpdate.com

GOWAPOS -- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jombang merespon viralnya di sosial media terkait bayi meninggal saat persalinan pada Kamis 28 Juli 2023.

Pihak keluarga menuding pihak rumah sakit tidak mengabulkan permintaan keluarga agar persalinan dilakukan melalui operasi caesar, yang diduga jadi penyebab bayi meninggal.

Kepala Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan RSUD Jombang, dr Vidya Buana, mengaku sudah membaca berita yang viral tersebut.

Dia kemudian menyampaikan bantahan dengan membeberkan kronologi secara rinci, mulai dari Rohma Roudlatul Jannah (29) masuk rumah sakit, proses persalinan, hingga bayi meninggal.

Baca Juga: Kronologi Kepala Bayi Dipotong saat Persalinan dan Penjelasan Pihak Rumah Sakit di Jombang

Vidya menjelaskan, warga Dusun Slombok, Desa Plemahan, Kecamatan Sumobito ini masuk di RSUD Jombang pada Kamis 28 Juli 2022 sekitar pukul 10.30 WIB. Pasein merupakan rujukan dari Puskesmas Sumobito.

Saat itu kondisi ibu mengalami komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan darah tinggi. Tim medis kemudian melakukan observasi.

Hingga akhirnya kondisi ibu sehat, kemudian masuk fase aktif. Artinya, sudah ada pembukaan jalan lahir. Bahkan kepala janin sudah masuk panggul. Tim kemudian melakukan konsultasi dengan dokter spesialis obgyn.

“Karena pembukaan sudah lengkap maka diputuskan persalinan secara normal. Bahkan kepala janin sudah lahir. Nah, dari situlah terjadi kemacetan atau distosia bahu sekitar 10 menit hingga akhirnya bayi meninggal,” kata Vidya, Senin 1 Agustus 2022.

Baca Juga: Kenalan Yuk Sama Kang Tae Oh, Pemain Drama Korea Extraordinary Attorney Woo Ini Ternyata Satu Kampus Jin BTS

Prioritas selanjutnya, tim menyelamatkan ibu bayi. Karena jika hal itu dibiarkan maka bisa membahayakan nyawa sang ibu.

Caranya, bayi dikeluarkan dengan cara dekapitasi atau pemotongan organ tubuh. Setelah itu dilakukan operasi.

“Pemisahan kepala dilakukan saat bayi sudah meninggal. Setelah itu dijahit kembali. Dekapitasi dilakukan guna menyelamatkan ibu bayi. Karena distosia bahu bisa menyebabkan robeknya jalan rahim. Itu bisa berbahaya bagi ibu bayi,” kata Vidya.

Mengapa permintaan keluarga agar persalinan dilakukan dengan operasi sesar tidak dikabulkan? Vidya kembali menegaskan operasi sesar tidak dilakukan karena kondisi persalinan dinyatakan baik secara medis.

Pembukaan jalan lahir sudah lengkap, bahkan kepala bayi sudah lahir. “Makanya persalinan dilakukan secara normal, meski keluarga meminta operasi sesar. Hanya saja saat persalinan terjadi distosia bahu,” lanjutnya.

Vidya juga mengungkapkan saat ini kondisi Rohma Roudlotul Jannah mulai membaik. Tinggal pemulihan.

“Kondisi bayi memang meninggal, sedangkan ibunya selamat,” ujar Vidya yang didampingi Humas RSUD Jombang, dr Veri.

Editor: Sutriani Nasiruddin

Tags

Terkini

Terpopuler