Anies Baswedan: Saya Bingung, Kenapa Dituduh Jadi Sumber Polarisasi di Tengah Masyarakat

3 Januari 2023, 06:52 WIB
Anies Baswedan. /beritaalternatif.com/

GOWAPOS - Bakal calon Presiden Republik Indonesia pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Anies Baswedan menjawab anggapan sebagai sumber polarisasi.

Polarisasi adalah pandangan yang terbentuk di tengah masyarakat yang secara umum disebabkan oleh perbedaan pilihan.

Ancaman polarisasi telah menjadi perhatian serius para pengamat politik nasional jelang Pemilu tahun 2024.

Bahkan dalam riset Kajian Politik Nasional (KPN) yang disampaikan oleh Adib Miftahul selaku Direktur Eksekutif, bahwa majunya Anies Baswedan pada Pemiliha Presiden (Pilpres) nanti akan mempertajam polarisasi di tengah masyarakat.

Baca Juga: Liga Inggris 2022-2023: Anak Asuh Thomas Frank Bikin Kejutan, Liverpool Gagal Naik Peringkat

Menurut Adib, sosok mantan Gubernur DKI Jakarta itu telah diinterpretasikan oleh pendukungnya sebagai calon Presiden paling potensial dari kubu oposisi pemerintah saat ini.

Menanggapi pandangan yang mengarahkan kepadanya sebagai sumber polarisasi, Anies Baswedan dalam sebuah acara podcast di kanal YouTube Total Politik yang diunggah pada 2 Januari 2022 sore, mengaku bingung dan merasa polarisasi adalah hal wajar.

"Kenapa ya jadi sumber polarisasi? Gini, di dalam setiap pemilihan apakah itu di Indonesia, atau negara-negara demokrasi lain, pasti akan terjadi perbedaan pilihan, pasti ada polarisasi," ujarnya.

Anies memberikan contoh yang terjadi pada Pilpres Amerika Serikat. Ketika Donald Trump berhadapan dengan Hillary Clinton juga menghasilkan polarisasi di tengah masyarakat.

Baca Juga: Keberangkatan Pesawat Rute Makassar - Surabaya Tanggal 3 Januari 2023, Oleh 4 Maskapai Penerbangan

Begitupun dengan pemilihan berikutnya ketika Donald Trump bersaing dengan Joe Biden pada tahun 2020 lalu, juga dinilainya telah membentuk polarisasi selama masa kampanye.

"Jadi di dalam politik ketika sampai pada pemilihan, dan ada dua pilihan, pasti ada dua polar. Terus, kenapa kita jadi takut dua polar? Mau diganti siapapun akan terjadi begitu juga," kata Anies Baswedan.

Mantan juru bicara kampanye Jokowi-JK itu justru merasa tuduhan yang diberikan kepadanya adalah sebuah keberuntungan, karena namanya terus dibicarakan sehingga secara tidak langsung telah memberikannya panggung kampanye gratis.

Menurutnya, polarisasi begitu ditakutkan di Indonesia karena sering diidentikkan dengan perpecahan.

Padahal bagi Anies, dari polarisasi menuju perpecahan itu ada beberapa tahap yang harus dilewati.

"Seringkali polarisasi disamakan dengan pecah, itu masalahnya. Ada fasenya, ada polarisasi kalau dibiarkan terus jadi friksi, lalu dari friksi jadi konflik, dari situ baru pecah. Kita ini masih polarisasi udah dianggap pecah. Kita ini cuman polarisasi, beda pilihan," tuturnya.

Anies Baswedan menilai polarisasi yang dianggap membuat keributan oleh para pengamat hanya terjadi di media sosial.

Sementara di lingkungan masyarakat yang sesungguhnya, polarisasi tidak pernah dilampiaskan dengan kekerasan dan penolakan oleh mereka yang berbeda pilihan.

"Emang di kampung-kampung pada berantem apa, nggak tuh. Paling yang berantem di virtual semua, di WA grup, di sosmed, di masyarakat biasa-biasa saja. Orang bekerja seperti biasa, tidak ada perpecahan. Alam bawah sadar kita bilang semua harus satu pandangan, terus yang beda pandangan dibilang polarisasi, polarisasi berarti perpecahan, bukan. Terus dicarilah kambing hitam," kata Anies Baswedan.***

Editor: Andi Novriansyah Saputra

Sumber: YouTube Total Politik

Tags

Terkini

Terpopuler