Disisi lain, sebuah survei yang dilakukan pada kuartal terakhir 2020 di 34 provinsi dan 247 kabupaten dan kota menunjukkan bahwa 57,3 persen rumah tangga dengan anak usia sekolah mengalami kendala pada koneksi internet dalam proses belajar jarak jauh.
Bahkan sekitar seperempat responden orang tua yang disurvei juga menyatakan, tidak memiliki waktu atau kemampuan untuk mendampingi anak belajar jarak jauh.
Sementara itu, tiga dari empat orang tua menyatakan khawatir bahwa anak akan mengalami kehilangan kompetensi.
Perwakilan Unicef di Indonesia, Debora Comini mengatakan sekolah bagi anak tidak hanya berupa tempat belajar, namun juga tempat berteman, mendapatkan rasa aman, serta kesehatan.
"Semakin lama anak berada di luar sekolah, semakin lama pula mereka terputus dari bentuk-bentuk dukungan penting ini," katanya.
Oleh sebab itu, Debora mengatakan pembukaan kembali sekolah harus diprioritaskan dalam pelonggaran pembatasan mobilitas karena Covid-19 agar jutaan murid tidak menanggung kerugian pembelajaran dan potensi dirinya seumur hidup.
Baca Juga: 3 Brand Pakaian ini Langganan Dipakai IU, Netizen: Aku Iri dengan Selebriti Berpakaian Indah
Perlu diketahui, lebih dari 60 juta murid di Indonesia terdampak penutupan sekolah yang dilakukan sejak Maret 2020 akibat pandemi Covid-19, akan tetapi baru 39 persen sekolah yang telah dibuka untuk pembelajaran tatap muka secara terbatas sejak 6 September 2021.***
Disclaimer: Artikel ini telah terbit di PikiranRakyat.com dengan judul “WHO Sarankan Seluruh Sekolah di Indonesia Kembali Dibuka, sekalipun Kasus Covid-19 Tinggi”