GowaPos.com -- Baru-baru ini publik kembali dikejutkan dengan adanya kasus kekerasan seksual yang dilakukan oleh guru pesantren di Bandung.
Hingga kini, diketahui sekira 21 santriwati yang menjadi korbannya, dari 21 santriwati korban kekerasan seksual guru pesantren tersebut, sebelas di antaranya adalah warga Garut.
Saat ini kesebelas anak itu mendapat pendampingan dari Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut.
Pendampingan dilakukan agar para korban kekerasan seksual tidak mengalami trauma berkepanjangan sehingga tetap memiliki semangat hidup.
"Mereka sudah dalam pendampingan kami, sekarang mereka sudah dengan orang tuanya," kata Ketua P2TP2A Kabupaten Garut Diah Kurniasari, dikutip dari antaranews, Kamis malam.
Dia menuturkan korban tindak asusila oleh guru tersebut di Bandung bukan hanya warga Garut saja, melainkan ada dari daerah lain, dilaporkan ada 21 orang, dengan kondisi ada yang hamil maupun sudah melahirkan.
Khusus korban asal Garut, kata dia, yang sudah melahirkan sebanyak delapan orang, semuanya tinggal dengan orang tuanya berikut mendapatkan pendampingan dari tim P2TP2A Garut.
"Kami sudah beberapa kali datang melakukan pendampingan, apabila ada yang tidak sanggup mengurusnya kami coba menawarkan untuk dirawat oleh kami," katanya.
Dia mengungkapkan kasus tersebut berhasil terungkap setelah adanya orang tua korban melaporkannya ke polisi, kemudian diproses hingga pelakunya diadili.