Selain Kemenkes RI, pihak BKKBN juga akan ikut berkontribusi untuk menjalankan intervensi stunting dari pemerintah.
Baca Juga: Penularan Covid Varian Omicron Disinyalir Lebih Cepat, Menkes: Studinya Masih Berjalan
Terdapat dua intervensi yang dipersiapkan yaitu intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.
Menteri Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa Kemenkes RI memberikan dukungan dalam koordinasi intervensi spesifik.
Ia memetakannya menjadi dua bagian, yaitu intervensi sebelum seorang ibu melahirkan dan setelah melahirkan.
“Sebelum lahir yang akan kita lakukan, biasanya kan (ada) kekurangan gizi, kekurangan darah. Kita sudah merubah Permenkes yang tadinya hanya memberikan tablet tambah darah menjadi mengkonsumsi. Karena kalau memberi aja dan tidak diminum, tidak dicatat, ini yang kita ubah,” tutur Menteri Budi Gunadi Sadikin.
Baca Juga: Bukan Karena Vaksin! Menkes Siti Fadilah Ungkap Rasa Herannya Covid-19 Tiba-tiba Hilang
Menkes RI juga telah meminta para tenaga kesehatan Kemenkes untuk meningkatkan konsultasi ibu hamil, agar lebih mudah mengidentifikasi pertumbuhan bayi dalam tubuh.
Lebih penting menurutnya adalah dengan konsultasi kepada dokter ahli kandungan.
Sehingga ketika ada indikasi masalah stunting, bisa segera diatasi dengan intervensi medis.
Kurangnya USG di tiap Puskesmas di Indonesia, juga menjadi faktor sulitnya mengetahui masalah kesehatan pada bayi yang akan lahir.